Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mencari Matahati

16 Juni 2019   14:54 Diperbarui: 16 Juni 2019   14:55 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.autgram.com/tag/jika 

Oleh Tabrani Yunis

Apatah yang tengah melanda negeri sejuta nusa? Benarkah angkara murka tengah bercanda? Tampak kian mesra dalam sandiwara para dewa. Mengapa semua bagai mengawang di dunia maya?

Lihatlah kemungkaran itu kian sering  menari- nari berlenggang lenggok di panggung, menjelma menjadi kenikmatan orang-orang  kian dahaga kekayaan, kekuasaan dan kenikmatan duniawi. Kecurang yang menghentak hentak  sanubari, tak peduli kala irama  pembohongan mendayu dan merayu, mewarnai ruang hampa kesadaran kita, menarik-narik tangan penari ke aras nadir kesadaran.

Lihatlah kejujuran  sang penyelamat iman, Agung dijunjung, tergurus arus demoralisasi dan pupus, enggan bersuara. Kebenaran pun tak mampu menyakinkan akal sehat. Rebah dalam hentakan kaki-kaki penari penikmat  nafsu birahi materi dan kuasa.

Bukalah matahati, bunga-bunga kedunguan tlah menumpulkan akal budi. Tak mampu menembusi cahaya terang, kelam kian pekat menutup mata. Matahati buta dan meraba-raba di tengah gemerlap cahaya kehidupan. Dimanakah matahati itu.

Masihkan ada matahati, atau telah mati dihujam mimpi dan ilusi dalam dekapan delusi.Matahati tak boleh mati. Matahati mesti dicari. Tarian kemungkaran masih merajai cakrawala

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun