Oleh Tabrani Yunis
Dik,
Kemarilah duduk sejenak
Ada yang belum usai kau urai
tentang rimbun daun
dalam elegi yang kau lantun
tak ku temukan siapa yang mematahkan ranting-ranting
hanya daun nan luruh
menutupi tubuh lusuh
ceritakanlah sejenak
walau kelam menusuk kalbu
Walau malam tak pernah membiru
Aku hanya ingin tahu
semua itu
Ketika tulus, tak tulus
jangan katakan aku mencintai mu, kalau bibir mu terus mencibir
jangan katakan aku menyayangi mu, kalau hatimu terus mendua
jangan katakan aku merindukan mu, kalau mata mu lekang dari ku
jangan katakan aku milik mu, kalau langkahmu meninggalkan ku
katakan saja, bahwa aku memang bukan untuk mu
Inilah aku, ketika tulus tak tulus