Mohon tunggu...
david
david Mohon Tunggu... Kesederhanaan

bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Indonesia Gelap": Suara dari Lagu dan Puisi

22 Juli 2025   01:25 Diperbarui: 22 Juli 2025   01:25 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

      Sementara itu, lagu "Surat dari Rakyat" dari Slank menyuarakan kritik dengan harapan. Meski berasal dari kekecewaan, lagu ini membawa cahaya kecil dalam gelapnya kondisi negeri: harapan rakyat untuk perubahan nyata.

Puisi-Puisi yang Menerangi Kegelapan

      Tak hanya dalam lagu, puisi Indonesia juga telah lama menjadi medium untuk menyuarakan kegelapan, baik secara personal maupun politis.

    Puisi "Aku" karya Chairil Anwar menggambarkan seorang individu yang terasing, bagai binatang jalang, dalam masyarakat yang menekan dan kelam. Kegelapan batin dan keterbuangan menjadi simbol dari kondisi sosial yang tidak manusiawi.

      W.S. Rendra dalam "Sajak Seonggok Jagung" menyoroti ketimpangan sosial dan kemiskinan dengan bahasa yang tajam dan muram. Gelap yang hadir di sini bukan hanya metafor, tapi nyata dalam kehidupan sehari-hari rakyat kecil.

      Taufiq Ismail, melalui "Potret Pembangunan dalam Puisi", menyindir keras ironi pembangunan yang sering tak berpihak pada rakyat. Di balik gedung tinggi dan statistik pertumbuhan ekonomi, ada gelap yang tak kasatmata: ketidakadilan, pengabaian, dan perampasan suara rakyat.

Refleksi: Mengapa Gelap Itu Penting?

      Menyebut "gelap" bukan berarti kita menyerah. Justru, melalui lagu dan puisi, para seniman mengingatkan bahwa kita tak boleh menutup mata terhadap realitas. Gelap adalah ruang kontemplasi. Ia menguji keberanian, menantang kesadaran, dan memanggil cahaya.

      Jika hari ini kita diingatkan tentang "Indonesia gelap", maka mungkin inilah waktunya kita membuka kembali karya-karya itu---sebagai cermin, pengingat, dan mungkin, petunjuk jalan keluar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun