Di balik bendera yang tetap berkibar,
      Ada suara rakyat yang makin pudar.
      Jalan gelap tak selalu buntu,
      Asal nurani tetap menyala di situ.
   Ketika Presiden Prabowo mengangkat istilah "Indonesia gelap", muncul pertanyaan mendalam di benak publik: gelap yang bagaimana? Apakah ini gelap karena krisis moral, ekonomi, informasi, atau harapan? Dalam perjalanan sejarah bangsa, tema tentang "gelap" bukan hal baru. Para seniman---baik musisi maupun penyair---telah lama menyuarakan suasana muram dan keresahan kolektif bangsa dalam karya mereka.
Nada Gelap dalam Lagu-Lagu Indonesia
   Beberapa lagu Indonesia yang kuat secara lirik dan makna telah menyentuh tema "gelap" ini, baik secara eksplisit maupun simbolis.
   Sebut saja "Bongkar" dari Iwan Fals, lagu legendaris yang menggambarkan perlawanan terhadap sistem yang korup dan timpang. Dalam liriknya, ia menyuarakan keresahan rakyat kecil yang hidup di tempat yang "gelap"---bukan hanya dalam arti fisik, tapi juga secara sosial dan moral.
   Begitu pula lagu "Dalam Diam" dari Efek Rumah Kaca, yang menghadirkan suasana sunyi dan batin yang tertekan. Lagu ini seperti potret jiwa yang hidup dalam ruang-ruang gelap, di mana suara rakyat tak terdengar.
   Ada juga "Berita Kehilangan" dari Melancholic Bitch, yang menyuarakan rasa kehilangan nilai dan suara di tengah gejolak perubahan. Lirik dan nadanya suram, seakan mencerminkan kegelapan zaman yang menggerus makna hidup dan kebangsaan.