Mohon tunggu...
Syukri Umar
Syukri Umar Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan Kemenag

S1 Fakultas dakwah IAIN Imam Bonjol Padang, telah menulis buku dengan judul Peranan Ulama dan Pejuang Minangkabau Dalam Pengembangan Islam dan Merebut Kemerdekaan di Nusantara diterbitkan Februari 2020. Menulis Artikel di Surat kabar daerah/ Pusat, Majalah lokal, naskah sandiwara radio (radio swasta dan RRI Padang). Pernah menjabat Kepala Kantor Dep. Agama Kota Sawah Lunto, Sumatera Barat tahun 1997-2000, Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam kantor wilayah Dep. Agama Sumatera Barat 2000-2002. Kepala kantor Dep. Agama Kota Payakumbuh 2002-2003. Pernah Ketua KPN Kandepag Padang Pariaman dan Wakil ketua KPN Pemda Kab. Padang Pariaman 1983-1988. Ketua KPN kanwil Dep. Agama Prov. Sumbar 2000-2002.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Urgensi Intelektual dan Iman Menyikapi Ketidakpastian

29 Juni 2020   19:11 Diperbarui: 29 Juni 2020   19:03 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.google.com

Contoh lain, seperti yang terjadi pada diri seorang buruh harian lepas, atau buruh yang telah ditentukan gajinya, setiap bulan, yang hasilnya tidak seimbang dengan kebutuhan hidupnya, selalu dalam keadaan ketidakpastian. Mereka ada yang pasrah dan menyerah kepada kondisi yang dihadapinya. Atau, berusaha menambah penghasilannya dengan cara-cara yang tidak baik "haram".

Namun, banyak juga diantara golongan sekelas buruh ini yang dapat mengatasi kesulitan hidupnya itu dengan menjadikan pekerjaannya itu untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilannya. Mereka berusaha menambah ilmu dan keahliannya sehingga mereka menjadi pekerja yang terampil dan tangguh "skill labour". 

Seorang buruh harian lepas yang tadinya, mendapat penghasilan yang tidak pasti, karena tergantung kepada ada atau tidaknya pekerjaan, bisa menambah usahanya dengan usaha lain. Misalnya, berhemat, atau mengumpulkan modal ketika suatu hari penghasilannya berlebih. Artinya mereka menambah usaha lain di samping pekerjaan utamanya.

Seorang pegawai staf yang memiliki keterampilan dan keahlian sesuai dengan jobnya di suatu instansi pemerintah atau swasta, mengharapkan kepastian kapan ia akan dipromosikan menjadi seorang pejabat, atau pimpinan proyek di tempat ia bekerja, sementara persyaratan untuk job tersebut sudah dimilikinya. 

Berbagai upaya telah dilakukannya di samping persyaratan telah terpenuhi. Upaya pendekatanpun kepada atasan dan pihak-pihak terkait sudah dilakukannya. Bahkan ada yang meminta bantuan spritual kepada paranormal, dukun dan sebagainya, sambil menunggu janji-janji dan harapan-harapan dari atasan atau pejabat yang berwenang untuk memutuskan jabatan tersebut. 

Tidak jarang pula ada oknum pegawai yang menempuh jalan suap-menyuap, atau janji memberikan hadiah (gratifikasi) kepada yang berwenang tersebut untuk mendapatkan jabatan yang diharapkannya. 

Namun, kenyataanya, tidak ada kepastian. Akhirnya ada staf atau pegawai yang frustrasi, kesal dan bahkan ada yang tidak senang kepada pimpinannya. Timbullah perilaku yang tidak baik. Terjadilah pelanggaran disiplin, kode etik kepegawaian dan sebagainya.

Pegawai-pegawai seperti tersebut di atas yang berfikir cerdas akan berperilaku belum ada nasibnya mendapat kepercayaan dari yang berwenang untuk mengangkatnya dalam jabatan tertentu dengan pertimbangan tertentu, baik pertimbangan itu objektif maupun subjektif, yang berkaitan juga dengan perilaku yang berwenang tersebut.

Tamatan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dan Perguruan Tinggi mengaharapkan agar mereka dapat bekerja sebagai pegawai, guru, dosen dan sebagainya, setelah mereka selesai dari pendidikan. 

Ternyata tidak ada kepastian kapan, dimana mereka dapat bekerja walaupun ada dibuka penerimaan pegawai, guru, dosen dan sebagainya oleh pemerintah, maupun oleh pihak swasta. 

Karena penerimaan pegawai, guru dan sebagainya itu melalui seleksi yang ketat. Upaya untuk mendapatkan pekerjaan itupun dilakukan dengan berbagai usaha. Baik mengikuti seleksi, maupun dengan cara-cara lain. Ada dengan cara penyuapan, KKN, dan memanfaatkan pihak-pihak penguasa, namun tidak ada kepastian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun