Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merapalmu: Pada Sebentang Belantara Kata

26 Desember 2015   04:12 Diperbarui: 26 Desember 2015   04:27 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Manis,
Kisah yang kuramu masih tentang kamu
Meski lusuh kertas dan jemari kelu
Imaji tetap liar melaju

Rerintik gerimis menjelma aksara
Kupuisikan di binar mata rajawali
Kemudian, geletar petir menjalari mayapada
Sekelebat harap gugur meratap sunyi
Sebentar lagi hujan

Flamboyan rebah luruh ke tanah
Menandai tiap jengkal Desember yang basah
Angin mengajak musim berubah
Namun langit masih memeluk awan gelisah
Mungkinkah rajawali lupa singgah?

Hai malam yang terlunta tanpa rembulan
Dimana kekupu bersayap kuning kau sembunyikan
Sedari siang kutimang ragu sebelum petang
Namun penari liar itu terlanjur pergi menghilang
Melesat bak kerlip‬ kunang di sudut remang
Pergi di musim tak pasti

Lalu bumi hening seketika
Tatkala angin lambatkan putarannya
Masih adakah kisah yang perlu dituliskan
Sebelum jemari kaku selamanya?

Cangkir Kopi kedua
Memaksa mata siaga
Ada yang harus kukemas sebelum pukul tiga:
Imaji tentangmu serta sekumpulan metafora

Dan di lain rimba kamu terlelap
Dalam dekap sajak-sajak
Yang masih acak
Kala aku sibuk mengemas akhir cerita
Agar tak melumatmu pada ujungnya

Manis,
Inilah aku sekarang
Merayapi dini hari pada sebaris puisi
Bersama nyeri disanding wangi kembang kopi
Berteman petikan kecapi
Merapalmu dalam belantara kata
Sampai pagi tiba

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun