Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

"Blogwalking, The Power Of Blogger": Budaya 'Saling'

16 Oktober 2017   00:00 Diperbarui: 16 Oktober 2017   01:42 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Blogger pasti sudah akrab dengan istilah blogwalking. Kegiatan saling mengujungi d postingan sesama blogger meski tidak selalu harus meninggalkan komentar. Disadari atau tidak, ada banyak hal unik yang terbentuk akibat kebiasaan blogwalking mulai dari pertemanan, jaringan sampai budaya 'saling'. Dalam dunia blogger, komunitas kecil dan budaya 'saling' itu mudah sekali terbentuk.

Umumnya budaya saling ini bersifat sementara, jika tidak ada faktor lain yang mengikat misalnya diskusi lanjutan via japri.

Bagaimana budaya 'saling' yang sementara bisa terbentuk dalam dunia blogger? Contohnya bisa dilihat pada postingan seorang blogger Topan Pramukti, lewat web Sujiwo  yang ia kelola bersama Sang Istri, Pungky Prayitno, Topan dalam salah satu postingannya yang diberi judul Kepada Para Suami, bercerita tentang bagaimana ia sebagai suami pernah menghadapi istrinya yang terkena depresi pasca melahirkan setelah kelahiran anak mereka. Perasaan seorang lelaki, ayah dan suami terpampang di situ. Dan banyak komentar pembaca sesama blogger masuk membanjiri artikel tersebut, ada budaya 'saling' yang terbentuk dari kolom komentar postingan itu, Atmosfer positif: Saling menguatkan.

Budaya Saling menguatkan antar pembaca yang terbangun dari kolom komentar Artikel Topan Pramukti di blognya Sujiwo.com (Dok Syifa)
Budaya Saling menguatkan antar pembaca yang terbangun dari kolom komentar Artikel Topan Pramukti di blognya Sujiwo.com (Dok Syifa)
**

Di tempat lain, pada postingan blogger lain, atau kolom komentar yang lain, bisa saja budaya 'saling' itu tetap terbentuk tapi bisa saja atmosfer 'saling' nya berubah jadi negatif misalnya saling bully, mau contoh?  Lihat saja postingan para blogger politik misalnya Pandji Pragiwaksono, kalau dia sudah posting politik, pro-kontra pasti ada. Atau lihat saja kolom komentar berita politik di facebook media online mainstrem.

Adanya blogwalking bisa menumbuhkan budaya 'saling' Entah saling Apapun itu. dan umumnya jika postingannya sekali lewat, budaya Salingnya hanya sementara, tapi jika ada wadahnya, seperti di Kompasiana ini, budaya 'saling yang terbentuk bisa agak kuat' asal kitanya aktif nulis dan sempatkan waktu untuk balas komentar, meski tidak langsung saat itu juga.

Kekuatan Tulisan Blogger: Real Story Based On Real Journey

Untuk saya, blogwalking (ke mana saja) atau sekadar silent reader itu menguatkan. Selalu ada sudut baru untuk kita melihat suatu hal; entah itu kesamaan pengalaman, kiat-kiat "How to?"Based on real story,pertemanan, atau sekedar baca-baca kolom komentar pembaca yang 'saling' entah itu menguatkan, mendukung bahkan saling bully.

Rasanya asyik saja mengamati kerumunan komentar di sebuah posting blog. Selalu ada budaya 'saling'  dari situ. entah saling apapun itu dan bukan cuma di blogger2 Indonesia, tapi di blogger-blogger luar negeri juga ada budaya Saling. Dan buat saya, itulah salah satu kekuatan tulisan blogger, komunitas blogger: adanya Real Story from real Journey. Terlepas nantinya konten tersebut berbayar atau tidak.

Untuk saya pribadi, dari kebiasaan blogwalking itu, banyak yang saya bisa pelajari. Salah satunya ya kesadaran kalau blogwalking ya memang perlu, juga belajar dari pengalaman orang lain, serius. Dari kebiasaan dan blogwalking, blogger bisa membentuk tradisi riset lho.

Apa sih yang biasa saya blogwalking-in?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun