Mohon tunggu...
Syenny Maria
Syenny Maria Mohon Tunggu... Milenial yang tenang. Mengagumi stoikisme. Hidup di antara jalan plegmatis dan hustle

Cenderung introvert, tapi bukan berarti anti sosial. Tetap menyenangkan berada di suasana keramaian, walaupun setelah itu rasanya lelah sekali. Menulis sebagai bagian dari relaksasi sebagai bagian dari keseharian. Yang lebih bisa berbicara lewat tulisan, ketimbang kata kata. Suka bermusik, khususnya di nyanyi, keyboard, dan gitaran, walaupun tidak jago jago amat. Suka semua yang berhubungan dengan psikologi, seni, filsafat, literasi finansial dan segala apapun yang menuju kepada self development Semoga tulisan tulisan yang kelak ada di blog ini, bisa menjadi kebaikan yang membawa manfaat bagi semua yang membacanya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Sedang Rindu

18 Juli 2025   10:33 Diperbarui: 18 Juli 2025   10:47 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://mediapijar.com/wp-content/uploads/2019/02/FullSizeRender.jpg

Aku Sedang Rindu

Aku sedang rindu, pada sesuatu yang bukan kepunyaanku, dan bukan pula kewajibanku. Perasaan ini, tidak pada semestinya, tidak dalam waktunya. Aku pikir, aku sedang mengejar kebahagiaan. Nyatanya, aku hanyalah berjalan di tempat saja.

Tidak kurang sebenarnya usahaku untuk menjauhi rasa ini. Namun, setiap kali aku melihatnya kembali, dayaku menjadi sia sia. Kau datang dengan kasih yang sempurna, hanya dalam waktu yang salah. Betapa menyesal keadaan seperti ini.

Aku bimbang untuk melangkah selanjutnya. Meneruskannya dengan segala bahayanya di depan, atau berhenti disini, dengan menahan rasa pedih sendiri. Cinta, mengapa datang seperti ini?.

Mengapa kamu memberi harap, jika tidak untuk diwujudkan. Kau datang hanya untuk singgah, padahal aku berharap membangun rumah. Aku mengagumimu setiap hari, dan merasa hancur setiap hari. Sepertinya aku berharapan berlebihan, namun kini semuanya sudah harus usai.

Setiap kali aku ingin melangkah menjauh, kehadiranmu sayup kembali memanggil. Dan aku kembali lemah untuk melupakanmu. Bagaimana sekarang? Apakah aku memang sangat nyaman berada disini?. Di persimpangan jalan seperti ini.

Kadang aku memikirikan tentang sebuah kemungkinan. Apakah ternyata kita berdua memiliki rasa yang sama?. Hanya kita terlalu takut dan bodoh untuk mengatakannya. Kita sama sama tidak tahu, bagaimana menjalani cinta ini tanpa menyakiti hati lainnya. Aku terus berandai andai tentang suatu kejadian itu kelak.

Kini, tidak ada lagi yang nyata untuk bisa dilakukan. Berdoa untuk bersama pun, rasanya tidak elok. Kisah ini sudah berakhir tanpa pernah dimulai. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun