Mohon tunggu...
Syarif Hidayat
Syarif Hidayat Mohon Tunggu... No Action Nothing Happen, Take Action Miracle Happen

Lifelong Learning. Education

Selanjutnya

Tutup

Politik

Peran Literasi Media Digital dalam Menghadapi Fenomena Kampanye Pilpres di Media Sosial

11 Februari 2024   20:31 Diperbarui: 11 Februari 2024   21:38 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelebihan Kampanye Pilpres Melalui Instagram:

  1. Keterlibatan Pemilih yang Aktif: Instagram memberikan ruang untuk keterlibatan pemilih yang lebih aktif melalui like, komentar, dan berbagi konten. Hal ini dapat meningkatkan kesadaran politik dan partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi.

  2. Aksesibilitas Informasi yang Cepat: Melalui feed dan story, pemilih dapat dengan cepat mengakses informasi terkini tentang kampanye dan agenda politik. Ini memungkinkan kandidat untuk merespons isu-isu aktual dengan lebih cepat dan relevan.

  3. Demokratisasi Ruang Politik: Instagram memberikan platform yang relatif terbuka bagi berbagai kandidat, termasuk mereka yang memiliki sumber daya terbatas. Hal ini dapat mendorong demokratisasi ruang politik dengan memberikan suara kepada beragam pemimpin potensial.

  4. Kampanye yang Kreatif dan Menarik: Dengan fitur visual yang kuat, kandidat dapat mengembangkan kampanye yang kreatif dan menarik. Ini tidak hanya mencakup kampanye formal, tetapi juga momen kehidupan sehari-hari yang dapat meningkatkan humanisasi tokoh politik.

Kekurangan Kampanye Pilpres Melalui Instagram:

  1. Polarisasi dan Filter Bubble: Algoritma Instagram cenderung menampilkan konten yang sesuai dengan preferensi pengguna, menciptakan filter bubble. Hal ini dapat menyebabkan polarisasi opini dan mengurangi paparan pemilih terhadap pandangan yang berbeda.

  2. Manipulasi Visual dan Desinformasi: Keberfungsian Instagram yang fokus pada aspek visual dapat memunculkan risiko manipulasi gambar dan disinformasi. Kandidat dapat menggunakan teknik penyajian yang menyesatkan, membingungkan pemilih, atau memanipulasi opini publik.

  3. Kecenderungan Sensasionalisme: Untuk menarik perhatian, kampanye di Instagram cenderung lebih terfokus pada isu-isu yang bersifat sensasional dan kontroversial. Ini bisa mengalihkan perhatian dari isu-isu substansial dan kebijakan.

  4. Privasi dan Keamanan Data: Penggunaan data pengguna untuk microtargeting dan iklan dapat menimbulkan keprihatinan terkait privasi dan keamanan data. Kandidat harus memastikan bahwa penggunaan data dilakukan secara etis dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Dengan mengakui kelebihan dan kekurangan kampanye pilpres melalui Instagram, kita dapat mengembangkan pendekatan yang lebih seimbang dan kritis terhadap pemanfaatan media sosial dalam proses politik. Literasi media digital menjadi kunci untuk membantu masyarakat menyaring informasi, mengenali manipulasi, dan membuat keputusan yang informasional dalam proses pemilihan umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun