Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan Dana Pensiun

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Ketua Dewas DPLK SAM - Humas ADPI - Asesor LSP Dana Pensiun Lisensi BNSP - Edukator Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 54 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Simulasi Tabungan Pensiun berdasarkan Gaji dan Target Dana?

1 Mei 2025   07:58 Diperbarui: 1 Mei 2025   07:58 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Simulasi tabungan pensiun pekerja usia 32 tahun (Sumber: Pribadi)

Apakah punya tabungan pensiun atau dana pensiun pasti sejahtera di hari tu? Jawabnya jelas belum tentu. Karena tabungan pensiun bukan untuk menjamin kekayaan atau kesejahteraan di masa pensiun, melainkan untuk memastikan ketersediaan dana untuk hari tua. Sebutlah namanya "kesinambungan penghasilan di masa pensiun". Karena sejatinya, di usia pensiun, siapapun tidak lagi bekerja dan tidak punya gaji lagi. Jadi, dari mana sumber penghasilan untuk membiayai hidupnya? Di situlah, tabungan pensiun atau dana pensiun diperlukan.

Lalu, bagaimana simulasi tabungan pensiun atau dana pensiun berdasarkan gaji dan target dana? Sebagai contoh saja, sebut saja Si A sebagai karyawan perusahaan swasta di Jakarta, saat ini berusia 32 tahun dan gajinya Rp. 10 juta. Dia akan pensiun di usia 56 tahun, dengan prediksi membutuhkan pengeluaran bulanan saat pensiun nanti Rp. 5 juta. Rencananya, dia akan menabung untuk pensiun 10% dari gaji setiap bulan, berarti sebesar Rp. 1 juta per bulan sebagai tabungan pensiun. Estimasi imbal hasil investasi 5% dan estimasi inflasi per tahun 4%.

Maka hasil simulasi tabungan pensiunnya, diperoleh data total tabungan pensiun yang terkumpul (Akumulasi 10% dari gaji Rp10 juta) dalam 24 tahun masa kerja, jika diinvestasikan dengan return 5% per tahun maka dana yang terkumpul saat pensiun mencapai Rp 555 juta. Sementara total dana yang dibutuhkan Si A mencapai Rp 2,33 miliar untuk membiayai 29 tahun masa pensiun, dari 56 tahun sampai usia 85 tahun. Dari simulasi tersebut, maka terjadi "kesenjangan" tabungan pensiun yaitu Rp 2,33 miliar (dana yang dibutuhkan saat pensiun) dikurangi Rp 555 juta (proyeksi dana yang terkumpul), maka terjadi kekurangan sebesar  Rp1,78 miliar. Masih kurang ya? Tentu, namun dana untuk masa pensiun tersedia. Bandingkan dengan mereka karyawan yang tidak punya tabungan pensiun.

Karena itu, sebagai solusi atas tabungan pensiun yang masih kurang, mungkin dapat diantisipasi dengan 1) tingkatkan persentase tabungan pensiun menjadi minimal 20--25% dari gaji (sekitar Rp2--2,5 juta/bulan), 2) memilih instrumen investasi dengan imbal hasil lebih tinggi, seperti DPLK atau reksa dana saham, 3) melakukan evaluasi tahunan untuk menyesuaikan perubahan gaji dengan iuran pensiun, 4) menurunkan target pengeluaran bulanan pensiun, dan 5) menggabungkan dengan aset lain sepertiproperti atau passive income.

Intinya, siapapun perlu menyiapkan tabungan pensiun sejak dini. Agar tersedia kepastian dana untuk masa pensuun, di samping bisa mendapatkan imbal hasil investasi yang optimal karena sifatnya jangka panjang. Agar tersedia kesinambungan dana untuk masa pensiun, saat tidak bekerja lagi. Patut dipahami, survei membuktikan 1 dari 2 pensiunan di Indonesia sangat mengandalkan biaya hidupnya dari transferan anaknya (ADB, 202$), bahkan 9 dari 10 pekerja di Indonesia sama sekali tidak siap pensiun atau berkenti bekerja. Sebabnya, karena tidak tersedianya dana yang cukup untuk masa pensiun.

Maka sederhana, jangan tunda lagi untuk memiliki tabungan pensiun atau dana pensiun, Kalau bukan kita, mau siapa lagi yang siapkan pensiun? Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDanaPensiun #DPLKSAM

Edukator dana pensiun (Sumber: Pribadi)
Edukator dana pensiun (Sumber: Pribadi)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun