Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengenal Ajaran Filosofis Sunan Gunung Jati

18 Januari 2019   15:42 Diperbarui: 7 Juli 2021   18:57 803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenal Ajaran Filosofis Sunan Gunung Jati (unsplash/alex block)

Ingsun Titip Tajug Lan Fakir Miskin; Ajaran Filosofis Sunan Gunung Jati

Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah adalah salah satu dari wali songo. Beliau dikenal sebagai wali yang punya kepemimpinan dan ketauladan panutan dalam bertindak dan berperilaku.

Salah satu ajaran filosofis Sunan Gunung Jati yang masih relevan dalam kehidupan masyarakat saat ini adalah "Ingsun Titip Tajug Lan Fakir Miskin". 

Pertama, ingsun titip tajug. Intinya, selalu memelihara tajug atau tempat ibadah. Masyarakat diimbau selalu dekat dengan masjid atau rumah ibadah dan jangan pernah meremehkannya sedikitpun. Apalagi melupakannya. Karena rumah ibadah bisa menjadi "jalan terang" dalam menjalani kehidupan.

Baca juga : Filsafat Membantu dalam Berpikir Kritis Secara Mendasar dan Sistematis

Kedua, ingsun titip fakir miskin. Intinya, tiap manusia harus tetap peduli dan mau membantu sesama khususnya fakir miskin. Karena fakir miskin adalah simbol kesinergian hubungan antara sesama manusia (hablum minannas).

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Falsafah hidup Sunan Gunung Jati lainnya yang patut menjadi acuan masyarakat sekarang adalah landasan hidup yang bertumpa pada Ma Lima. Ma Lima adalah falsafah Jawa yang berisi ajaran tentang lima larangan yang harus dihindari dalam hidup. 

Baca juga : Filsafat Umum (Kepedulian Manusia dalam Menumbuhkembangkan Potensi Berpikir Kritis)

Lima larangan dalam Ma Lima tersebut adalah:

  1. Madat yaitu menghisap candu, termasuk melakukan bisnis dan kegiatan usaha narkoba.

  2. Madon yaitu melacur atau bermain perempuan, termasuk selingkuh.

  3. Mabuk yaitu mabuk minuman keras, termasuk terlalu mabuk akan dunia.

  4. Main yaitu berjudi

  5. Maling yaitu perbuatan mencuri, termasuk korupsi yang merupakan mencuri uang rakyat.

Lima perilaku di atas adalah perilaku jahat. Apabila lima larangan tersebut dilakukan maka akan membawa hidup menjadi sial dan mengakibatkan kerugian diri dan masyarakat atau orang lain.

Selain falsafah hidup, Sunan Gunung Jati dikenal sebagai yang punya kemampuan manajerial yang luar biasa. Beliau tidak mengenal lelah untuk melakukan perjalanan dakwah yang dibarengi dengan kemampuannya mendialogkan universalitas Islam dengan nilai-nilai budaya lokal. Itulah kunci sukses dari Sunan Gunung Jati. 

Baca juga : Semut Ireng Beranak Sapi : Khazanah Filsafat Jawa

Hebatnya lagi, jalan politiknya sebagai raja bukan untuk memperkuat kedudukan dengan ambisi-ambisi pribadi demi meraih kuasa duniawi, tetapi semata-mata sebagai sebuah jalan agar Islam semakin kuat kedudukannya di bumi Nusantara dengan strategi  hikmah, mau'izhah hasanah atau keteladanan untuk masyarakat umum serta mujdalah atau dialog untuk kalangan intelek yang dibarengi keikhlasan yang sangat tinggi. 

Maka kini saatnya, masyarakat meresapi kembali falsafah hidup yang diajarakan Sunan Gunung Jati. Tentu, untuk kebaikan di dunia maupun akhirat.

Karena hakikatnya "wong urip iku mung mampir ngombe". Bahwa orang hidup itu hanyalah istirahat sejenak untuk minum. #SunanGunungJati #FalsafahHidup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun