Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan Dana Pensiun

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Ketua Dewas DPLK SAM - Humas ADPI - Asesor LSP Dana Pensiun Lisensi BNSP - Edukator Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 54 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Gengsi itu Gak Enak Dimakan, Gengsi Bukan Harga Diri

21 Februari 2015   14:26 Diperbarui: 4 April 2017   17:02 16830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

GENGSI, emang menyeramkan. Bikin banyak orang tidak apa adanya. Bikin hidup penuh kamuflase alias semu. Bikin orang gak mampu jadi maksain diri. Bikin kita jadi doyan berbohong. Bikin gaya hidup jadi gak bener. Bikin yang primer jadi kalah ama yang tersier. Bikin anak-anak kita jadi ikut-ikutan gak bener. Lagi-lagi, gengsi sungguh menyeramkkan.

 

Ahhh, masak sih sampe segitunya ngebelain gengsi?

Syukurlah kalo kita eling. Tapi coba lihat aja ke Star****s. Di situ kita beli kopi apa beli gengsi?  

Kalo beli kopi, di warung kopi pinggir jalan juga gak masalah. Kan semua kopi diseduh pake air panas dari dalam termos. Lha kan kita nyari tempat ngopi yang nyaman? Kalo nyari tempat yang nyaman gak masalah. Asal jangan bilang gak bisa ngopi di tempat yang gak bergengsi. Atau biar keliatan, ngopinya lebih berkelas ..... itu namanya gengsi hehe.

 

Gengsi kan buat harga diri kita juga?

Kata siapa. Harga diri dengan gengsi itu beda. Harga diri itu basisnya kesadaran akan apa yang kita miliki. Kalo gengsi, basisnya gila kehormatan atau gila martabat. Ketika harga diri kita kokoh maka gengsi akan melekat dengan sendirinya. Tapi jangan dibalik, menjual harga diri demi gengsi. Apalagi sampe berani mengorbankan harga diri hanya untuk hal-hal yang sepele. Pusing kan kamu? Sama dong, aku juga pusing.

 

Gengsi itu gak enak dimakan. Tapi banyak orang mati-matian memburu gengsi. Berani melakukan apa saja, demi gengsi. Luar biasa ya. Wajar kalo sekarang, banyak orang bertikai demi kekuasaan, bertengkar untuk popularitas, bertindak melawan hukum, atau berperilaku amoral. Semuanya terjadi karena mengejar GENGSI.

Kalo kata agama, urusan gengsi itu bukan urusan supaya dihargai orang. Bukan soal kasta sosial yang kamuflase. Tapi gengsi adalah tidak meminta-minta kepada selain Allah. Itu baru keren, gengsi hanya demi Allah.

 

Jadi kita harus gimana dong?

Ya gak gimana-gimana. Kita cuma perlu mawas diri aja terhadap penyakit gengsi. Karena gede gengsi itu membahayakan pemiliknya. Hiduplah apa adanya, gak usah banyak gengsi. Kita tidak hidup dari gengsi, tapi dari Allah.

 

Emang sih, bukannya gak boleh hidup punya gengsi. Sah-sah aja. Tapi jangan hidup malah bergantung pada gengsi. Karena gengsi gak ada positifnya. Gengsi itu kemunafikan yang tertunda. Itu saja. Lagi pula, kasihan aja sama orang yang hidupnya ngegedin gengsi. RUGI banget deh hidup modal gengsi karena:

  1. Peluang yang ada jadi kabur
  2. Repot karena ulah sendiri
  3. Bikin jadi penakut
  4. Bikin nekat dan menghalalkan segala cara
  5. Pikiran gak tenang
  6. Suka menghibur diri dengan cara yang salah
  7. Selalu menyalahkan diri sendiri
  8. Cenderung menghindari masalah
  9. Gak foksu, gak konsentrasi
  10. Gak mau terima saran
  11. Suka mendramatisir masalah
  12. Menyalahkan keadaan
  13. Suka mengeluh
  14. Emosional
  15. Cuek yang cenderung negatif

 

Sahabat, mumpung masih ada waktu. Sudahlah, stop gengsi. gak usah cari kehormatan lewat gengsi. Biarkan kehormatan datang sendiri dari ikhtiar kta, dari apa yang kita perbuat. Kalo kata orang bjak, "Look at the situation from all angles, and you will become more open - Lihatlah situasi dari semua sudut, dan kita akan menjadi lebih terbuka."

 

Oke, gak perlu lagi kita modal gengsi. Karena GENGSI BUKAN HARGA DIRI.

Sahabat, Hidup kita adalah pesawat kita. Kita yang jadi pilotnya. Istri dan anak-anak kita jadi co-pilotnya. Orang lain di sekitar kita hanya penumpang saja. Ada yang di kelas ekonomi, kelas bisnis, atau kelas eksekutif. Kalo kita gak suka sama hidup kita, maka silakan turun dari pesawat .... gampang kan? Karena kita tidak makan gengsi, tidak butuh gengsi.

#BelajarDariOrangGoblok.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun