Hai-ku
pada satu kepingan
larik-larik bermunculan
di ufuk selatan
terucap salamÂ
Hai-ku
paras rupa luruh
segala pun jatuh
tak ada sisa peluh
mengangguk patuhÂ
Hai-ku
tika malu menunduk
serak pun berkecamuk
raga terantuk
jiwa merundukÂ
Hai-ku
masih kueja bayang
saat purnama berkalang
senja tak pernah lekang
mengamati wajah puanÂ
Hai-ku
ada teduh di wajahmu
rapuh ini membawaku
di relung hati yang rindu
ketika biru terus beraduÂ
Hai-ku
rona indah bidadari
memenuhi taman surgawi
wangi meluluhkan hati
meliputi telaga sunyiÂ
Hai-ku
teriring puja puji
di sini di dimensi diri
sudikah tetap menemani
sehingga fajar terhentiÂ
Bandung, 27 September 2016
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!