Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

5 Mei di Suatu Negeri

5 Mei 2025   06:02 Diperbarui: 5 Mei 2025   06:02 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lima Mei pagi, kopi masih pahit,
koran datang dengan berita yang manis---
bukan karena isinya,
tapi karena disaring sebelum disajikan.

Di layar kaca, para pembicara
bicara panjang lebar tentang kebebasan,
dengan naskah yang telah direvisi
tiga kali oleh editor---bukan bahasa,
tapi keberpihakan.

Anak-anak belajar sejarah
tentang pahlawan yang menang dengan tinta,
tapi tak pernah diajari cara bertanya:
mengapa tinta hari ini takut pada suara?

Katanya ini hari merdeka untuk bicara,
tapi mikrofon dijaga,
kamera disensor,
dan komentar diblokir bila terlalu jujur.

Lima Mei---hari ketika kebebasan
dirayakan dengan spanduk berslogan lembut,
sementara di belakang panggung
seorang wartawan menghapus tulisannya sendiri.

Ah, negeri ini pandai bersolek.
Ia tahu bagaimana tersenyum di depan tamu,
tapi membungkam suara
yang berani berkata, "Cerminmu retak, Tuan!"

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun