Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Plus-Minus Pandemi Covid-19 untuk Ekonomi Global

17 Mei 2024   06:51 Diperbarui: 17 Mei 2024   06:55 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Penurunan pendapatan langsung dari pariwisata juga memiliki dampak domino pada sektor-sektor terkait, seperti pemasok, industri kreatif, pertanian, dan transportasi lokal. Penurunan permintaan akan barang dan layanan pariwisata juga memicu penurunan investasi dan pengeluaran konsumen secara luas, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Berdasarkan laporan Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO), pendapatan pariwisata global turun sebesar 74% pada tahun 2020, menyebabkan kerugian ekonomi sebesar 1,3 triliun dolar AS. Ini menunjukkan betapa pentingnya industri pariwisata bagi perekonomian global dan seberapa besar dampaknya ketika industri ini terganggu.

Dengan demikian, penurunan pendapatan langsung dari pariwisata merupakan salah satu dampak paling terlihat dari pandemi COVID-19 terhadap ekonomi global. Pemulihan sektor pariwisata memerlukan waktu dan upaya yang berkelanjutan dari pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, serta dukungan dalam bentuk kebijakan stimulus ekonomi dan langkah-langkah untuk membangun kembali kepercayaan wisatawan.

Salah satu teori ekonomi yang relevan dalam konteks ini adalah teori permintaan dan penawaran. Pandemi COVID-19 telah mengubah dinamika permintaan dan penawaran dalam industri pariwisata. Penutupan perbatasan dan pembatasan perjalanan telah mengurangi permintaan akan layanan pariwisata internasional secara signifikan. Hal ini mengakibatkan penurunan harga dan pendapatan bagi pelaku usaha pariwisata, yang pada gilirannya dapat memengaruhi investasi dan lapangan kerja dalam sektor ini.
Benar, teori permintaan dan penawaran adalah salah satu teori ekonomi yang sangat relevan dalam konteks dampak pandemi COVID-19 terhadap sektor pariwisata.

Dalam konteks pariwisata, penawaran mencakup berbagai produk dan layanan pariwisata yang ditawarkan kepada wisatawan, seperti akomodasi, transportasi, makanan dan minuman, serta atraksi wisata. Di sisi lain, permintaan mencerminkan keinginan dan kemampuan wisatawan untuk menggunakan produk dan layanan pariwisata tersebut.

Selama pandemi COVID-19, terjadi perubahan signifikan dalam kedua sisi persamaan permintaan dan penawaran pariwisata. Pembatasan perjalanan, penutupan perbatasan, dan penurunan kepercayaan wisatawan telah mengurangi permintaan akan layanan pariwisata internasional secara signifikan. Banyak wisatawan memilih untuk membatalkan atau menunda perjalanan mereka, bahkan jika layanan pariwisata masih tersedia.

Di sisi penawaran, banyak bisnis pariwisata menghadapi tantangan dalam menjaga operasi mereka tetap berjalan selama pandemi. Penutupan sementara hotel, restoran, atraksi wisata, dan transportasi udara telah mengurangi ketersediaan layanan pariwisata, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi harga dan kualitas layanan yang ditawarkan.

Perubahan dalam permintaan dan penawaran pariwisata selama pandemi COVID-19 juga telah memengaruhi harga. Penurunan permintaan yang tajam telah menyebabkan penurunan harga untuk banyak produk dan layanan pariwisata, seperti diskon akomodasi, tiket pesawat murah, dan paket liburan yang menggiurkan. Di sisi lain, penurunan penawaran yang disebabkan oleh penutupan bisnis dan pembatasan operasional dapat menyebabkan kenaikan harga bagi layanan yang masih tersedia.

Dalam konteks teori permintaan dan penawaran, upaya pemulihan pariwisata pasca-pandemi perlu memperhitungkan dinamika permintaan dan penawaran yang berubah. Langkah-langkah untuk memperkuat permintaan, seperti kampanye promosi, stimulus ekonomi, dan peningkatan kepercayaan wisatawan, harus dipadukan dengan upaya untuk mendukung penawaran, seperti bantuan keuangan, pelatihan karyawan, dan kebijakan dukungan bisnis.

Dengan memahami prinsip-prinsip teori permintaan dan penawaran, pemangku kepentingan pariwisata dapat merancang strategi pemulihan yang efektif dan berkelanjutan untuk mengembalikan sektor pariwisata ke jalur pertumbuhan yang positif setelah pandemi COVID-19.

Selain itu, konsep elastisitas harga juga penting untuk dipertimbangkan. Selama pandemi, permintaan terhadap layanan pariwisata menjadi sangat tidak elastis karena faktor-faktor seperti ketidakpastian kesehatan, kebijakan perjalanan, dan pembatasan perbatasan. Ini menempatkan tekanan tambahan pada pelaku usaha pariwisata untuk menyesuaikan harga mereka dengan tingkat permintaan yang berubah secara drastis.
Tepat sekali, konsep elastisitas harga juga merupakan konsep penting yang perlu dipertimbangkan dalam analisis dampak pandemi COVID-19 terhadap sektor pariwisata.

Elastisitas harga menggambarkan respons permintaan terhadap perubahan harga suatu produk atau layanan. Dalam konteks pariwisata, elastisitas harga dapat membantu memahami seberapa sensitifnya permintaan terhadap perubahan harga untuk berbagai produk dan layanan pariwisata, seperti tiket pesawat, akomodasi hotel, atau paket liburan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun