Mohon tunggu...
Syaifuddin Sayuti
Syaifuddin Sayuti Mohon Tunggu... Dosen - blogger, Kelas Blogger, traveller, dosen.

email : udin.sayuti@gmail.com twitter : @syaifuddin1969 IG: @syaifuddin1969 dan @liburandihotel FB: https://www.facebook.com/?q=#/udinsayuti69 Personal blog : http://syaifuddin.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rasyid dan Afriyani

3 Januari 2013   13:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:34 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus kecelakaan dengan pengemudi mabuk atau mengantuk bukan cerita baru. Dan di Jakarta sejumlah kejadian kecelakaan yang menyebabkan nyawa manusia melayang pun hampir tiap hari terjadi. Namun ada 2 kejadian dalam kurun waktu dan tempat berbeda yang menarik perhatian publik. Pertama, kecelakaan di dekat tugu tani, Jakarta Pusat yang lebih dikenal dengan kasus Xenia maut menjadi peristiwa kecelakaan dengan korban tewas terbanyak yang sulit dilupakan. 9 nyawa melayang akibat kesembronoan Afriyani Susanti, perempuan pengemudi yang konon mabuk saat berkendara.

Peristiwa kedua yang yang saat ini ramai diperbincangkan adalah tabrakan BMW maut dengan Luxio yang baru terjadi di awal tahun 2013 yang menewaskan 2 orang. Kasus ini jadi kontroversi karena melibatkan anak petinggi negeri ini, putra Menko Perekonomian Hatta Rajasa sebagai pelaku penabrakan. Kasus kedua ini kabarnya menurut hasil penyeldidikan sementara polisi akibat pelaku mengantuk.

Kasus ini memang belum lagi usai. Saya mencatat sejumlah kejanggalan. Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 6 pagi ini nyaris "menguap" dari media. Pelaku menghilang tak tentu rimbanya. Barang bukti tak sempat terlacak, 'disimpan' entah dimana. Polisi pun tiba-tiba 'sakit gigi', tak mau berkomentar sedikitpun.

Kasus ini sedikit 'benderang' manakala ada konferensi pers dari Hatta Rajasa dan keluarga. Hatta yang juga besan presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui anak bungsunya, Rasyid Amrullah Rajasa, terlibat kecelakaan maut yang menewaskan dua orang. Publik dibuat lega ada pernyataan ini.

Setelah itu Hatta yang akan maju sebagai calon presiden dalam Pemilu 2014, dengan timnya melayat dan ikut menshalatkan salah satu korban tewas. Lewat media, publik dibuat trenyuh dengan langkah politisi yang tak biasa ini. Berani muncul ke publik, meminta maaf, menanggung semua biaya pengobatan, penguburan dan biaya sekolah anak korban.

Setelah pertemuan itu keluarga korban menyatakan tak akan menuntut balik atas kematian anggota keluarganya. Jalan damai ternyata ditempuh Hatta demi si bungsu.

Saya menilai langkah-langkah yang diambil Hatta Rajasa sebagai komunikasi politik yang cukup baik. Ia memposisikan diri sebagai pribadi yang bertanggung jawab, tidak lari dari masalah. Berani menanggung resiko atas perbuatan yang dilakukan anaknya.

Tapi tunggu dulu... Kemana Rasyid, yang sudah ditetapkan Polda Metro Jaya sebagai tersangka kini berada? Rupanya Rasyid sengaja 'disembunyikan' karena trauma dan sakit maag yang akut. Rasyid dirawat di RS Pertamaina untuk menyembuhkan trauma dan maag akutnya.

Poin terakhir inilah yang kemudian menimbulkan tanda tanya. Mengapa Rasyid harus 'disembunyikan'? Bukankah ia sudah menyebabkan hilangnya nyawa 2 orang warga tak berdosa? Apakah alasan sakit pelaku penabrakan itu ada dalam undang-undang? Saya kok tak yakin.

Apa bedanya antara Rasyid Rajasa dan Afriyani Susanti ? Apa karena Afriyani adalah orang 'biasa' sehingga langsung ditahan? Apakah karena menyandang nama belakang seorang 'Rajasa' sehingga Rasyid kebal dari hukuman? Ada diskriminasi perlakuan yang terjadi dalam kasus Rasyid.

Hari ini (Kamis, 3 januari 2013) pihak RS Pusat Pertamina menggelar konpers mengenai kondisi kesehatan Rasyid. Publik memang berhak tahu kondisi Rasyid, tapi saya curiga pemaparan kondisi kesehatan ini hanya akan digunakan sebagai pembenaran bahwa Rasyid sakit, rapuh, tak bisa menjalani proses hukum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun