"Bagus, Dafa. Semangat, ya," kata Bu Guru.
***
Kelompok Dafa memutuskan membuat maket desa ramah lingkungan. Mereka butuh banyak bahan bekas: botol plastik, kardus, kertas, dan lain-lain.
"Siapa yang bisa mengumpulkan?" tanya Mira, ketua kelompok.
"Aku bisa!" sahut Dafa cepat. "Aku akan keliling desa pakai sepeda merahku."
Teman-temannya saling pandang, ada yang ragu. Tapi Mira tersenyum, "Baiklah, Dafa. Kami percaya."
Sejak sore itu, Dafa berkeliling rumah warga. Ia mengetuk pintu satu per satu.
"Permisi, Bu! Ada botol plastik bekas? Saya mau buat tugas sekolah."
Banyak warga yang senang dan memberi. Sepeda merahnya penuh dengan barang-barang bekas. Kadang terlalu berat sampai ia harus turun mendorong.
Ada saatnya ban sepedanya bocor, rantai lepas, bahkan ia terjatuh. Tapi Dafa tidak menyerah. Ia selalu ingat kata Ibu: "Anak hebat bukan berarti selalu menang, Nak. Anak hebat itu yang tidak berhenti berusaha."
***
Akhirnya, hari presentasi tiba. Kelompok Dafa membawa maket desa ramah lingkungan: ada rumah dari kardus, pohon dari botol plastik, sungai dari kertas biru, bahkan ada miniatur taman. Semua orang kagum.