Mohon tunggu...
Bulan merah
Bulan merah Mohon Tunggu... Buruh - Konco

@phytahoras

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta adalah Cinta

6 Agustus 2018   09:13 Diperbarui: 6 Agustus 2018   09:30 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cinta adalah cinta. Seseorang tak butuh alasan untuk mencinta karna cinta bukanlah kalkulasi matematika. Tapi cinta adalah cinta yang tumbuh dengan sendirinya.

Kalau ada seseorang yang rela mengorbankan tenaga dan waktunya untukmu, meski badai datang silih berganti itu bukanlah sebuah pengorbanan.

Dan sebenarnya cinta itu tak butuh pengorbanan. Namanya juga cinta. Seperti itulah yang dirasakan anhar saat ini. Seorang remaja tanggung yang beranjak dewasa yg kemudian mengenal cinta.

Ya benar jatuh cinta, mungkin itu salah satu momen epik dalam hidup orang yang pernah merasakannya. Serasa dunia ini kita yang empunya. Mungkin baginya cinta itu seperti filosofi ayam jantan yang sedang jatuh cinta. Dan itu dibuktikannya saat senja berwarna jingga lalu matahari perlahan lenyap di garis yang tercipta oleh lautan luas berpangku samudra.

Ketika sedang termenung dalam indah nya panorama, ketika dialektika logika mendadak lumpuh oleh mata yang tak sengaja merejam pandangnnya.

Saat itulah ia terkesima pada seorang gadis yang belum ia ketahui siapa namanya, bagaimaina keluarganya serta tet*k bengek nya. Yang jelas cinta. Tapi sebelum ia sampai menyapa si gadis ,gadis tersebut telah hilang bersama angin muson barat yang bertiup kencang yang larut membawa musim penghujan bersamanya.

Lalu ia pun tertegun, sadar bahwa itu hanyalah sebuah pancaran  proyektor dari imajinasi yang tercipta dalam benaknya. Seolah hal tersebut mengingatkannya pada sebuah tragedi yang melegenda. Tatkala hujan dibulan november saat ia mendapat penolakan pahit dari mertua kekasihnya saat itu.

Hanya karna ketika ditanya kenapa kau cinta padanya dan saat itu lagi-lagi pikirannya mendadak beku, ia berusaha mencari jawaban sedalam-dalam mungkin, sepuitis-puitis mungkin.

Tapi yang ada dalam benaknya saat itu ialah satu kata yang memupuskan harapannya yaitu cinta. Karna baginya hakikat cinta adalah cinta, bukan karna fisik, apalagi silsilah keluarga tapi sesuatu yang tak bisa dan kita tak menemukan jawabannya meski dalam enksripsi alam semesta, karna lagi-lagi cinta adalah cinta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun