Halo Warga yang makin kesini THR nya makir surut (sama) hehe....
Lebaran selalu identik dengan momen kebersamaan, silaturahmi, dan tentu saja makanan khas yang menggoda selera. Tahun ini, aku merayakan hari raya di Tasikmalaya, dan pengalaman kulinernya cukup berkesan karena cukup berbeda dari biasanya. Berikut adalah cerita lengkap tentang apa saja yang aku makan saat lebaran kemarin.
Sarapan Hotel yang Gak Kalah Nikmat
Pada hari H lebaran, aku dan keluarga menginap di salah satu hotel di pusat kota Tasikmalaya. Setelah melaksanakan salat Ied, kami kembali ke hotel dan meluangkan waktu untuk saling bersalaman sebuah tradisi yang selalu hangat meskipun berada jauh dari rumah.
Sesudahnya, kami menikmati sarapan di area restoran hotel. Menu yang aku pilih cukup sederhana namun mengenyangkan. Aku mengambil nasi goreng sebagai sumber karbohidrat, dan memilih tumis brokoli ayam sebagai menu sayuran sekaligus sumber protein. Rasanya ringan dan cocok disantap di pagi hari yang masih terasa nikmat.
Sebagai pelengkap, aku juga mencicipi beberapa potong buah segar dan tentu saja, saroja, camilan khas lebaran yang hampir selalu hadir di setiap rumah. Meski pihak hotel juga menyediakan opor ayam menu ikonik khas lebaran aku memutuskan untuk tidak mengambilnya karena memang sedang tidak terlalu tertarik.
Bakso Gejrot Legendaris Singaparna
Menjelang siang, kami memutuskan untuk makan di luar dan pilihan kami jatuh pada salah satu kuliner khas daerah Singaparna, Tasikmalaya, yaitu Bakso Gejrot. Nama yang cukup unik ini ternyata benar-benar menggambarkan sensasi saat menyantapnya. Fyi, kota Tasikmalaya itu sangat terkenal dengan "mie bakso" nya, disini warga bisa menemukan gerobak hinggak tempat makan mie bakso di setiap sudut kota.
Bakso yang disajikan berukuran kecil-kecil, namun di dalamnya terdapat isian bumbu rahasia yang langsung “meletus” di mulut saat digigit itulah asal nama gejrot-nya. Cita rasanya kuat dan berbeda dari bakso pada umumnya. Menariknya lagi, mie yang digunakan merupakan mie buatan sendiri (homemade) sehingga terasa lebih segar dan kenyal. Dengan harga yang masih terjangkau di kisaran Rp15.000–Rp30.000, pengalaman makan bakso di sini terasa sangat memuaskan dan patut untuk direkomendasikan.
Kue Lebaran & Si Ratu Nastar
Perjalanan lebaran ditutup dengan kunjungan ke rumah kakek. Di sana, suasana kekeluargaan semakin terasa lengkap dengan kehadiran berbagai jenis kue lebaran yang sudah tersaji di meja.
Dari sekian banyak pilihan, nastar menjadi kue yang paling banyak aku makan. Ada alasan kuat di balik itu tekstur lembut dari kulit kue yang lumer di mulut berpadu sempurna dengan selai nanas di dalamnya yang manis dan sedikit asam. Perpaduan rasa dan tekstur inilah yang menjadikan nastar sebagai salah satu kue lebaran favorit banyak orang, termasuk aku sendiri. Honorable mention untuk kue sagu, kue lebaran favorit kedua setelah nastar, teksturnya yang kering dan lembut gapernah salah ada di meja tamu saat lebaran.
Mulai dari sarapan hotel, bakso gejrot yang meledak di mulut, sampai nastar yang nggak pernah salah, lebaran kali ini bukan cuma soal silaturahmi, tapi juga perjalanan rasa yang seru banget buat aku.
Kalau warga, makan apa aja pas lebaran kemarin?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI