Bakso yang disajikan berukuran kecil-kecil, namun di dalamnya terdapat isian bumbu rahasia yang langsung “meletus” di mulut saat digigit itulah asal nama gejrot-nya. Cita rasanya kuat dan berbeda dari bakso pada umumnya. Menariknya lagi, mie yang digunakan merupakan mie buatan sendiri (homemade) sehingga terasa lebih segar dan kenyal. Dengan harga yang masih terjangkau di kisaran Rp15.000–Rp30.000, pengalaman makan bakso di sini terasa sangat memuaskan dan patut untuk direkomendasikan.
Kue Lebaran & Si Ratu Nastar
Perjalanan lebaran ditutup dengan kunjungan ke rumah kakek. Di sana, suasana kekeluargaan semakin terasa lengkap dengan kehadiran berbagai jenis kue lebaran yang sudah tersaji di meja.
Dari sekian banyak pilihan, nastar menjadi kue yang paling banyak aku makan. Ada alasan kuat di balik itu tekstur lembut dari kulit kue yang lumer di mulut berpadu sempurna dengan selai nanas di dalamnya yang manis dan sedikit asam. Perpaduan rasa dan tekstur inilah yang menjadikan nastar sebagai salah satu kue lebaran favorit banyak orang, termasuk aku sendiri. Honorable mention untuk kue sagu, kue lebaran favorit kedua setelah nastar, teksturnya yang kering dan lembut gapernah salah ada di meja tamu saat lebaran.
Mulai dari sarapan hotel, bakso gejrot yang meledak di mulut, sampai nastar yang nggak pernah salah, lebaran kali ini bukan cuma soal silaturahmi, tapi juga perjalanan rasa yang seru banget buat aku.
Kalau warga, makan apa aja pas lebaran kemarin?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI