Di tengah iklan obat batuk yang menjanjikan kesembuhan dalam tiga hari, sirup herbal tradisional tetap punya tempatnya sendiri. Bagi sebagian orang, terutama mereka yang mulai jenuh dengan bahan kimia sintetis, kembali ke racikan alami jadi langkah yang lebih logis dan lembut bagi tubuh.
Salah satu sirup herbal yang populer di pasaran adalah La*---dikenal sebagai sirup batuk yang mengandung jahe merah, cengkeh, daun sirih, dan sederet rempah-rempah lainnya. Khasiatnya? Meredakan batuk, melegakan tenggorokan, bahkan membantu masuk angin dan mual ringan.
Kabar baiknya, kita bisa membuat sendiri minuman herbal sejenis ini di rumah. Selain lebih hemat, kita juga bisa memastikan bahan-bahan yang digunakan adalah alami, tanpa tambahan pengawet atau pemanis buatan.
Meracik Sendiri Sirup Batuk Herbal
Untuk membuat versi rumahan dari minuman herbal ini, kamu hanya perlu menyiapkan bahan-bahan segar dan kering yang mudah ditemukan di pasar tradisional atau toko jamu.
Resep DIY Sirup Herbal (sekitar 1 liter):
Bahan:
Jahe merah segar -- 180 g, iris atau memarkan
Kayu manis -- 20 g, potong kecil
Cengkeh -- 3 g (sekitar 10--15 kuntum)
Kapulaga -- 2 g, geprek
Daun sirih -- 45 g (sekitar 15 lembar), cuci bersih
Daun saga (jika tersedia) -- 5 g
Daun mint lokal -- 2 g
Hibiscus/rosella kering -- 0.5 g (opsional)
Madu murni -- 2--3 sdm, tambahkan saat hangat
Minyak daun mint (peppermint oil, food grade) -- 2 tetes
Air -- 1,5 liter
Cara membuat:
Rebus semua bahan (kecuali madu dan minyak mint) dalam air hingga menyusut jadi sekitar 1 liter.
Saring dan dinginkan.
Tambahkan madu dan minyak mint setelah suhu turun agar nutrisinya tidak rusak.
Simpan dalam botol kaca bersih, masukkan ke dalam kulkas. Daya tahan: 5--7 hari.
Minuman ini bisa dikonsumsi 3 kali sehari, 1 sendok makan untuk dewasa, atau 1 sendok teh untuk anak-anak.
Khasiatnya Tak Sekadar Tradisi
Setiap bahan dalam racikan ini memiliki khasiat yang telah didukung penelitian ilmiah:
Jahe merah mengandung gingerol yang bersifat anti-inflamasi dan meredakan batuk berdahak.
Kayu manis membantu menghangatkan tubuh dan memiliki efek antibakteri.
Cengkeh meredakan radang tenggorokan dengan senyawa eugenol-nya.
Kapulaga dan daun sirih membantu meredakan batuk dan menyegarkan napas.
Mint dan hibiscus memberikan sensasi segar dan menenangkan saluran napas.
Madu berperan sebagai ekspektoran alami dan pelindung tenggorokan.
Sinergi semua bahan ini membentuk minuman yang tak hanya menyegarkan, tetapi juga menyembuhkan secara perlahan, sesuai irama tubuh kita.
Di Mana Mendapatkan Bahannya?
Sebagian besar bahan bisa kamu temukan dengan mudah:
Pasar tradisional atau toko rempah: jahe merah, kayu manis, cengkeh, kapulaga, daun sirih
Toko jamu dan tanaman hias: daun saga, daun mint
Marketplace seperti Shopee atau Tokopedia: peppermint oil (food grade), hibiscus kering, madu murni
Cukup cari dengan kata kunci seperti "daun saga kering", "minyak peppermint konsumsi", atau "rempah herbal batuk".
Sebagai alternatif, kamu bisa menanam beberapa bahan sendiri---seperti daun sirih, mint, atau bahkan jahe---di halaman rumah atau pot kecil. Selain lebih murah, sensasinya juga lebih memuaskan!
Lebih dari Sekadar Obat
Membuat sendiri minuman herbal ini bukan sekadar kegiatan praktis, tapi juga bentuk cinta terhadap tubuh dan tradisi. Kita tak hanya sedang menyembuhkan batuk, tapi juga menyambung kembali warisan nenek moyang kita yang percaya pada kekuatan alam.
Sirup herbal rumahan ini bisa juga dikemas dalam botol kaca kecil, diberi label sederhana, dan dibagikan ke keluarga atau teman sebagai hadiah. Siapa tahu, ini awal mula gaya hidup sehat yang lebih mandiri dan berkesadaran.
Sirup herbal bukan hanya soal menyembuhkan tenggorokan, tapi juga soal menyembuhkan hubungan kita dengan alam, waktu, dan warisan budaya. Di era serba instan, meracik sendiri adalah bentuk kecil dari perlawanan.
Jadi, tunggu apa lagi? Rebus rempahmu, hirup aromanya, dan rasakan kehangatan yang menyusup ke dada. Tenggorokanmu akan berterima kasih.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI