Judul:Â Conceptualizing Islam: Current Approaches
Editor: Frank Peter, Paula Schrode, Ricarda Stegmann
Penerbit: Routledge, 2025
Jumlah halaman: 300
Kategori: Studi agama, Islam, teori sosial
Resensi:
Conceptualizing Islam: Current Approaches adalah sebuah bunga rampai akademik yang mencoba menjawab satu pertanyaan besar: bagaimana seharusnya "Islam" dipahami dan dikaji dalam konteks akademik kontemporer yang semakin kompleks? Diedit oleh tiga pakar studi agama dan Islam kontemporer---Frank Peter, Paula Schrode, dan Ricarda Stegmann---buku ini menjadi wadah refleksi lintas disiplin terhadap pendekatan-pendekatan teoretis dan metodologis dalam memahami Islam, bukan hanya sebagai agama, tetapi juga sebagai kategori sosial, politik, historis, dan epistemologis.
Buku ini terdiri dari empat bagian utama yang masing-masing menawarkan pendekatan dan titik tolak yang berbeda terhadap studi Islam. Bagian pertama mengeksplorasi bagaimana Islam diposisikan dalam struktur pengetahuan Barat, terutama pascakolonialisme. Melalui kajian sejarah kolonial, pembacaan kritis terhadap wacana "agama dunia", dan pertimbangan terhadap kategori-kategori seperti "budaya", "peradaban", atau "kepercayaan", bagian ini memperlihatkan bahwa "Islam" sering kali dikonstruksi dalam bingkai epistemik Barat yang hegemonik.
Bagian kedua mengulas medan negosiasi sosial dan politik tempat diskursus tentang Islam berlangsung. Kontributor seperti Schirin Amir-Moazami dan Megan Abbas memperlihatkan bagaimana Islam sebagai objek kajian terlibat dalam tarik-menarik antara pendekatan internal (emic) dan eksternal (etic), antara otoritas keilmuan dan suara komunitas Muslim sendiri. Dalam konteks ini, muncul pertanyaan menarik: apakah definisi akademik tentang Islam bersifat netral, atau justru berkontribusi membentuk realitas sosial Islam itu sendiri?
Bagian ketiga menyoroti aspek-aspek marginal atau periferal dari Islam, baik secara geografis maupun teologis. Diskusi mengenai "Islam Noir" di Afrika, atau "Islam Muson" di India Selatan, memperluas pemahaman kita tentang keberagaman Islam. Penulis seperti Robert Launay dan Sebastian Prange menantang narasi mainstream yang sering berpusat pada Timur Tengah dengan menawarkan lensa alternatif yang mengangkat keunikan lokal sebagai pusat produksi Islam.
Bagian keempat dan terakhir fokus pada penerapan konseptualisasi Islam dalam praktik penelitian. Artikel-artikel di bagian ini menyuguhkan refleksi kritis terhadap kerangka kerja seperti "tradisi diskursif" yang diajukan oleh Talal Asad, serta implikasi dari pendekatan-pendekatan seperti teori wacana, antropologi Tuhan, dan konsep otoritas karismatik. Di sinilah buku ini mencapai puncaknya: ia tidak hanya menawarkan teori, tetapi juga strategi konkret untuk menerapkan teori tersebut dalam konteks penelitian lapangan yang nyata.
Salah satu kekuatan utama buku ini adalah keberaniannya untuk menolak jawaban tunggal. Alih-alih mencari definisi esensial tentang Islam, para penulis dengan sadar menampilkan Islam sebagai fenomena plural, cair, dan kontekstual. Pendekatan ini sangat penting di era di mana Islam sering kali direduksi menjadi simbol politik atau stereotip media. Buku ini mengajak pembaca, baik akademisi maupun pembelajar umum, untuk meninjau ulang asumsi-asumsi mereka tentang Islam, baik dari sisi keilmuan maupun kehidupan sehari-hari.
Namun, karena sifatnya sebagai buku akademik kolektif, pembaca awam mungkin perlu bersiap dengan gaya bahasa yang cenderung teoritis dan kadang-kadang padat. Di sisi lain, bagi para sarjana studi Islam, antropologi, atau kajian agama, buku ini adalah sumber yang sangat berharga.
Kesimpulan:
Conceptualizing Islam adalah karya penting yang menghadirkan refleksi mendalam dan tajam atas bagaimana Islam dikonstruksi, dipahami, dan diperdebatkan dalam studi akademik. Dengan merangkul keragaman pendekatan, buku ini tidak menawarkan satu definisi tentang Islam, melainkan membuka ruang untuk berbagai kemungkinan konseptualisasi yang lebih kontekstual, kritis, dan inklusif.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI