Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Penantian

5 Februari 2024   02:00 Diperbarui: 5 Februari 2024   05:33 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penantian anak pada ayah nelayan. (Freepik/jcomp)

PENANTIAN

Layang-layang di atas, mengarungi biru,  
Angin pantai menggiring, kebebasan penuh.  
Tali kenur membisik, kebebasan itu nyata,  
Aku di pantai, berharap terbang jua.

Di tepi laut kusemai, mimpi-mimpi pekat,  
Bapak bersiap berlayar, hati bergemuruh tak terkira.  
Laut, rumah dan teman, namun takut kulepas,  
"Jaga dia," bisikku, ke angin dan ombak.

Matahari terbenam, kekhawatiran membuncah,  
Kembali ke gubuk, menunggu kabar yang ditunggu.  
Ombak menderu, teriakan memecah sunyi,  
Aku berdiri, memohon, "Kembali, Bapakku."

Dalam kegelapan, suara pedih mengitari,  
Bapakku di tepi, air mata jadi saksi.  
Cahaya menyilaukan, harapan terakhir kusapa,  
"Laut, jagalah dia," aku berjalan, ke cahaya terang.

Sidoarjo, 5 Februari 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun