Mohon tunggu...
syafruddin muhtamar
syafruddin muhtamar Mohon Tunggu... Dosen - Esai dan Puisi

Menulis dan Mengajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Teror

10 Agustus 2022   14:24 Diperbarui: 10 Agustus 2022   15:08 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TEROR

Teror menjelma hantu, menebarkan sayap-sayapnya keseluruh penjuru perasaan dunia. Mengepakkan ketakutan dan hinggap sebagai kengerian pada ranting-ranting jiwa manusia yang rapuh.

Teror lahir dari persetubuhan dendam dan keputusasaan. Menyembur lewat dubur kejahatan, oleh tangan-tangan hantu yang bersembunyi dalam kegelapan gua-gua angkara murka. Menaburkannya ketika matahari menikmati lelap tidurnya di balik punggung gunung yang termenung, membiarkan malam merambati hari-hari suram.

Teror, menghantui jiwa-jiwa yang berdinding ranting pohon-pohon rapuh, sebab dunia baginya terdampar sebagai perahu karam di perairan dangkal tempat hantu-hantu memandikan anak-anaknya, ketika gelap mulai menjaring alam di penghujung waktu senja.

Sumber: Syafruddin (shaff) Muhtamar, Nyanyi Lirih 1001 Malam, Kumpulan Puisi, Penerbit Pustaka Refleksi, 2008.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun