Mohon tunggu...
Syabril.Andra
Syabril.Andra Mohon Tunggu... MAHASISWA

Menulis Konten dan isu yang lagi diperbincangkan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menyimak Kebiasaan di Meja Makan : Catatan Observasi Program Makan Bergizi Gratis di Sekolah Dasar

20 September 2025   21:13 Diperbarui: 20 September 2025   21:13 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Pengambilan Data Sekolah Dasar Input Keterangan & Sumber Gambar (Contoh: Foto Langit Malam (Sumber: Freepik/Kredit Foto))

Pagi di SD Negeri terasa berbeda. Deretan anak berseragam putih merah duduk rapi, menunggu giliran menerima jatah makan bergizi gratis (MBG). Nasi hangat, sayur, lauk, dan buah tersaji dalam wadah sederhana. Dari kejauhan, momen ini tampak biasa saja anak-anak menikmati makan siang di sekolah. Namun, ketika diperhatikan lebih dekat, ada cerita menarik dari setiap sendok yang mereka angkat.

Mahasiswa IPB University melalui Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) memilih untuk tidak langsung melakukan perlakuan atau intervensi. Pada fase pertama ini, mereka hanya mengamati: bagaimana anak-anak mengambil makanan, porsi yang dipilih, hingga berapa banyak yang tersisa di piring. Diam-diam, catatan demi catatan terkumpul membentuk potret nyata tentang kebiasaan makan generasi muda.

Mengapa penting? Program MBG bukan sekadar mengisi perut, tetapi menjamin asupan gizi anak sekolah dasar agar tumbuh sehat, cerdas, dan aktif belajar. Namun, urgensinya lebih dari itu. Pertama, MBG membantu mengurangi ketimpangan akses gizi, terutama di daerah dengan keterbatasan ekonomi. Kedua, makan bergizi di sekolah melatih anak untuk mengenal pola makan sehat sejak dini. Ketiga, pengamatan tanpa perlakuan ini menjadi pijakan awal untuk memahami masalah: apakah anak sudah terbiasa menghabiskan makanannya? Atau justru banyak yang terbuang?

Hasil observasi sederhana bisa membuka mata. Ada anak yang lahap menyantap habis porsinya, ada pula yang menyisakan sayur tanpa disentuh. Fenomena kecil ini menunjukkan betapa pentingnya pendekatan tepat dalam mendidik anak soal gizi. Tanpa pemahaman, makanan sehat bisa jadi mubazir.

Melalui fase awal observasi ini, mahasiswa berusaha merekam realitas sebelum melangkah ke tahap strategi perubahan perilaku. Karena bagi mereka, mengenali kebiasaan adalah kunci untuk merancang solusi yang sesuai. Dari ruang makan sekolah dasar inilah, harapan besar tentang generasi cerdas dan sehat mulai ditanamkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun