Mohon tunggu...
Satrio Wahono
Satrio Wahono Mohon Tunggu... magister filsafat dan pencinta komik

Penggemar komik lokal maupun asing dari berbagai genre yang kebetulan pernah mengenyam pendidikan di program magister filsafat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Pendidikan Transformatif Manusia Dari Lima Prinsip Kera

16 September 2025   14:35 Diperbarui: 16 September 2025   14:35 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Belajar dari Monyet karya penulis Thailand, Rung Kaewdang (sumber: perpustakaan MAN 1 Banjarmasin)

Ketiga, bergerak dari yang mudah ke sulit. Guru Somporn mengajar dengan metode terpadu progresif yaitu mulai dari kurikulum yang mudah sampai ke yang lebih sulit.         

Keempat, mengajar satu per satu. Karena setiap monyet itu berbeda dan unik, Guru Somporn memperhatikan masing-masing kebutuhan dan potensi siswa. Tidak ada keseragaman.

Kelima, guru bertindak sebagai teman baik para siswa dan membuat belajar itu menyenangkan. Belajar harus berlangsung bagaikan permainan supaya masing-masing anak didik dapat menyerap pelajaran secara wajar dan bahkan tanpa disadarinya.

Ringkasnya, lima prinsip itu dapat dikerucutkan menjadi metoda anti-kekerasan (toleran), berorientasi praktik (practice-oriented), bertahap (gradual), inklusif (merangkul perbedaan), dan menyenangkan (fun). 

Relevansi bagi Kita

Betapa relevannya ajaran Akademi Pelatihan Monyet bagi sistem pendidikan kita di sini maupun di belahan bumi mana pun. Sebab, kelima prinsip di atas selaras dengan konsep pendidikan membebaskan Paulo Freire, yang ia ungkapkan dalam Pendidikan Kaum Tertindas (terjemahan, LP3ES, 1994). Itulah pendidikan yang mematahkan belenggu banking education alias pendidikan ala bank yang hanya menabungkan saldo ilmu pengetahuan ke dalam kepala anak didik, yang nantinya diharapkan bisa mendebet saldo pengetahuannya itu tatkala diperlukan. 

Dalam pendidikan ala bank anak didik hanya dijejali dengan ilmu secara satu arah dengan tujuan utama mendapatkan nilai-nilai kuantitatif yang disasar dan kerap abai mengajarkan keterampilan hidup (life-skills) kepada murid. 

Di sisi lain, konsep pendidikan Somporn jelas mengutamakan transformasi dan life-skills. Tujuan utamanya saja melatih monyet-monyet untuk terampil dan menghindari hukuman majikan mereka. Dan terbukti kelima prinsip pendidikannya sukses mencetak monyet-monyet yang cakap dan berprestasi cemerlang dalam hidup. 

Prinsip-prinsip yang sama tersebut pun juga kemungkinan besar akan sukses diterapkan kepada manusia mengingat betapa banyak persamaan kita dengan hewan yang satu ini. Semoga pembelajaran ini membuat kita dapat menyaksikan lebih banyak lagi sekolah-sekolah transformatif ke depannya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun