Mohon tunggu...
Suyono Apol
Suyono Apol Mohon Tunggu... Insinyur - Wiraswasta

Membaca tanpa menulis ibarat makan tanpa produktif.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Demit] Cinta Menyapu Kabut

17 Maret 2019   16:01 Diperbarui: 12 April 2019   16:39 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perlahan dan hati-hati, aku menjulurkan tubuh ke bagian depan mobil. Kuperiksa dashboard-nya. Kuambil HP-ku dan HP-nya. Juga kunci mobil yang masih bergantung di setir yang berantakan.

"Ron, di sini gak ada sinyal, aku perlu ke atas mencari titik lokasi yang baik. Tapi sebelumnya aku ingin tahu bagaimana ceritanya sampai Niki menyuruhmu membawaku, bukankah kau sedang menjalankan tugasmu dari Reno?"

"Ouuuhhh...!"

"Baiklah Ron kalau kau tak mau cerita, biar kutinggal kau sendiri di sini. Goodbye!" kataku sambil bersiap pergi.

"Errr... tungguuu...!"

Akhirnya, dengan susah payah dan terputus-putus, Ron bercerita yang pada intinya adalah sebagai berikut.

Ron adalah pria simpanan Niki. Rencananya, mereka akan membuat Ron dan aku seolah dikeroyok dan dirampok oleh segerombolan pemuda berandalan. Kami berdua akan luka-luka. Tentu saja Ron hanya luka ringan, sedang aku agak berat. Tapi yang penting, aku akan diberi obat sehingga hilang ingatan, cenderung gampang marah, agresif, dan ngawur seperti orang gila. Dengan bersabar Niki akan mengambil hati Reno, menguasai hartanya, menyingkirkannya, dan Ron menjadi pendamping Niki selamanya. Tentu saja skenarionya jauh lebih rumit, tapi begitulah intinya.

"Bip! Bip!" aku membuka pintu mobil.

"Ron, kau sabarlah sebentar, aku minta pertolongan dulu di atas."

Pintu hanya bisa terbuka sedikit. Dengan susah payah aku keluar dari mobil tapi posisinya kurang bagus. Aku harus berhenti sejenak sambil menimbang-nimbang langkah selanjutnya.

"Oooiii...!" Ron menggeliat-geliat sambil teriak-teriak. Ia seperti kemasukan serangga atau entah binatang apa. Ia menggelepar-gelepar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun