Mohon tunggu...
Suwandhy Ardiansyah
Suwandhy Ardiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi bermain voli

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Atlet Karate Dojo Garuda Sumbawa pada Pertandingan KOSN Tingkat Provinsi Tahun 2020

6 November 2023   15:39 Diperbarui: 6 November 2023   15:55 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2.1. Salah satu latihan kihon karate (sumber: Bestshotokankarate, 2019)

 ATLET KARATE DOJO GARUDA SUMBAWA PADA PERTANDINGAN KOSN TINGKAT PROVINSI TAHUN 2020


 

1. Hakikat Karate

A. Pengertian Karate

Karate adalah salah satu cabang olahraga beladiri yang berasal dari Jepang. Menurut Simbolon (2014) karate adalah salah saatu jenis olahraga beladiri di dunia, dimana olahraga karate ini sudah berkembang dan sudah dikenal oleh banyak orang. Karate dapat diartikan sebagai berikut : Kara = kekosongan, cakrawala, Te = tangan atau seluruh bagian tubuh yang mampu dilakukan, Do = cara, dengan demikian karate-do dapat difahami sebagai salah satu taktik yang membolehkan seseorang melakukan sesuatu untuk membela diri dengan tangan kosong tanpa senjata. Setiap anggota badan dilatih secara sistematis agar suatu saat dapat menjadi senjata  ampuh dan dapat mengalahkan lawannya hanya dengan tangan kosong (Danardono, 2006:6).

Karate menurut para ahli di atas merupakan salah satu jenis bela diri tangan kosong yang menggunakan teknik dan taktik untuk  mengalahkan lawan dengan satu gerakan yang menentukan.

B. Filosofi Karate

Filosofi dapat difahami sebagai ilmu yang mempelajari secara sungguh-sungguh hakikat kenbenaran segala sesuatu. Filosofi karate menurut Danardono (2006) filsafat dalam kehidupan olahraga beladiri karate, antara lain:

  • Karate diawali dengan memberi hormat dan diakhiri dengan hormat pula.
  • Tidak ada pukulan pertama dalam karate.
  • Karate adalah alat pembantu untuk keadilan.
  • Kendalikan dirimu terlebih dahulu sebelum mengendalikan orang lain.
  • Semangat yang utama, teknik kemudian.
  • Senantiasa siap untuk membebaskan pikiranmu.
  • Kecelakaan terjadi karena kelalaian.
  • Jangan mengira bahwa latihan karate hanya bisa dilakukan di dojo.
  • Belajar karate membutuhkan waktu seumur hidup dan tidak ada batasnya.
  • Bawalah karate ke dalam kehidupan sehari-harimu dan kamu akan menemukan myo (rahasia yang tersembunyi)
  • Karate seperti air mendidih, jika tidak dipanaskan secara teratur akan menjadi dingin.
  • Jangan berpikir kamu harus menang, tetapi berpikirlah kamu tidak boleh kalah.
  • Kemenangan bergantung pada kemampuan dan keahlian membedakan titik yang mudah diserang dan titik yang tidak mudah diserang.
  • Pertarungan didasarkan pada apakah seseorang bergerak dengan hati-hati atau tidak (gerakan tergantung lawannya).
  • Anggaplah tangan dan kakimu adalah pedang/senjata.
  • Kalau kelua rumah, anggap saja banyak lawan yang menunggu. Perilaku/tindakan kitalah yang menimbulkan masalah bagi mereka.
  • Pemula harus menguasai postur dan cara berdiri, posisi tubuh yang alami untuk yang lebih ahli.
  • Berlatih kata adalah satu hal, berpartisipasi dalam pertarungan adalah hal lain.
  • Gerak yang benar dengan menggukan kekuatan, peregangan dan kontraksi otot tubuh, dan gerak teknik cepat dan lambat
  • Selalu berpikir dan berusaha mencari cara untuk hidup dengan aturan-aturan di atas setiap hari

Berdasarkan filosofi di atas maka dapat disimpulkan bahwa karate mempumyai prinsip dasar yang berhubungan langsung dengan kehidupan manusia seperti perilaku sehari-hari, menghargai orang lain, cara berpikir, semangat, ketegasan dalam berpikir dan mengambil keputusan.

2. Teknik Utama Karate

Teknik utama karate menurut Simbolon (2014) ada tiga yaitu : (1) Kihon, yaitu  teknik dasar karate, teknik memukul, menendang dan menangkis. (2) Kata, yaitu latihan jurus (3) Kumite, yaitu latihan tanding atau sparing. Berikut adalah teknik utama dalam karate :

  • Kihon

Menurut Irianto (2002) teknik dasar adalah gerakan yang dilakukan pada tempat atau sasaran yang sederhana atau diam, misalnya menendang mawashi geri ditempat. Kihon berarti dasar atau pondasi. Karateka harus menguasai kihon yang benar sebelum mempelajari kata dan kumite. Latihan kihon dimulai dengan mempelajari pukulan, tendangan dan bantingan. Pada tahap atau tingkatan sabuk hitam, karateka dianggap sudah menguasai seluruh kihon dengan baik. Menurut peneliti teknik dasar (kihon) karate adalah teknik gerakan awal yang sebelum mempelajari kata dan kumite.

  • Kata

Kata berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate tidak hanya merupakan latihan fisik, tetapi juga mengandung pelajaran tentang prinsip bertarung. Kata memiliki ritme gerakan atau pernapasan yang berbeda. Kata ada yang dinamai Bunkai. Bunkai adalah aplikasi yang dapat digunakan dari gerakan-gerakan dasar Kata.

Gambar 2.2. Kata beregu karate (sumber: World Karate Federation, 2010)
Gambar 2.2. Kata beregu karate (sumber: World Karate Federation, 2010)
  • Kumite

Kumite atau tarung berarti pertemuan tangan. Kumite dilakukan oleh murid-murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Kumite merupakan bagian dari latihan karate yang mengajarkan karateka untuk mempraktekkan teknik menyerang, bertahan dan menyerang balik dengan sungguh-sungguh tetapi dengan keamanan yang tinggi. (Nakayama, 1979).

Gambar 2.3. Kumite dalam karate (sumber: Kumite Karate, 2019)
Gambar 2.3. Kumite dalam karate (sumber: Kumite Karate, 2019)
  • Pertandingan Karate

Pertandingan resmi karate terbagi dalam dua nomor, yaitu kumite dan kata. Kumite adalah pertandingan tarung bebas karate. Dalam kumite, selain memakai seragam standar karate, karateka memakai beberapa perlengkapan seperti pelindungan tangan, gum shields (pelindungan gigi), dan lain-lain. Untuk kedua karateka, sabuk dibedakan menjadi dua warna yaitu warna merah dan biru, pertandingan dibagi menurut kelas berat badan dan jenis kelamin. Sedangkan waktu pelaksanaanya adalah 2-3 menit.

Pertandingan kumite dan kata dilaksanakan di arena berupa lantai seluas 8x8 meter, beralas matras di atas panggung dengan ketinggian 1 meter, ditambah daerah pengaman berukuran 2 meter pada tiap sisi. Arena pertandingan harus rata dan terhindar dari kemungkinan menimbulkan bahaya. Secara umum dalam kumite karateka dilarang menyerang dengan siku, lutut, cakaran, cekikkan, mematahkan sendi, dan menyerang bagian vital. Daerah yang boleh diserang adalah kepala, wajah, leher, dada, perut, samping tubuh, serta punggung. Kedua karateka harus bisa mengontrol tenaganya, jika serangan mengakibatkan fatal, karateka bisa didiskualifikasi.

3. METODE PENELITIAN

  • Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif karena peneliti meneliti obyek yang bersifat alamiah dan apa adanya serta data yang akan terkumpul, analisisnya lebih bersifat kualitatif. Metode penelitian kualitatif  adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive sampling, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2010).
  • Penelitian ini juga merupakan penelitian deskriptif. Menurut Maksum (2012), penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan gejala, fenomena atau peristiwa tertentu dengan mengumpulkan data yang dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait dengan fenomena, kondisi, atau variabel tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Survei adalah suatu aktivitas yang memperhatikan obyek dalam penelitian dengan mengamati (Arikunto, 2010). Teknik pengumpulan data berupa angket. Hasil dari angket tersebut akan dianalisis menggunakan teknik statistik deskriptif dan dituangkan ke dalam bentuk persentase.
  • Populasi dalam penelitian ini adalah atlet karate Dojo Garuda Sumbawa tahun 2020 yang berjumlah 60 orang.
  • Kriteria dalam penentuan sampel ini adalah atlet Karate Dojo Garuda Sumbawa yang pernah memenangkan pertandingan di tingkat nasional. Berdasarkan kriteria tersebut yang memenuhi syarat berjumlah 25 orang (Tabel 4.2 Data nama sampel penelitian).
  • Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian secara garis besar, alat pengumpulan data ada dua kategori, yakni tes dan non-tes (Maksum, 2012). Sedangkan menurut ahli lain mengemukakan, instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, yang berarti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2010).
  • Instrumen yang peneliti gunakan adalah berdasarkan instrumen penelitian sejenis dari Aprizal Fikri (2018) yang sudah tervalidasi yang meneliti masalah anxiety (kecemasan) dalam olahraga.
  • Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam sebuahpenelitian, karena tujuan utama dari sebuah penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2011). Setelah instrumen dinyatakan valid kemudian peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan angket dengan menyebar angket kepada atlet karate Dojo Garuda Sumbawa berupa pertanyaan/pernyataan untuk memperoleh data yang nantinya setelah data diperoleh, maka akan dikumpulkan kemudian dianalsis.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif menggunakan persentase. Menurut Sugiyono (2010), statistik deskriptif  adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul dari objek yang telah diteliti sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum arau generalisasi. Rumus untuk mencari persentase yang dikutip dari buku Sudijono (2012) untuk menghitung frekuensi relatif (persentase) sebagaai berikut :

P = n/N x 100%

Keterangan :

P = persentase

n = Jumlah nilai yang diperoleh

N =Jumlah seluruh nilai

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan kriteria tersebut yang memenuhi syarat berjumlah 25 orang. Data nama sampel dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 4.2. di bawah ini.

Tabel 4.2. Data Nama Sampel Penelitian

No

N a m a

L / P

Usia (tahun)

1

Nizul Febrian Zulkarnaen

L

12

2

M. Zaky Makarim

L

18

3

Nabila Yostika Yasini

P

13

4

Annisa Juita Lestari

P

13

5

Rizky Julmiatno

L

15

6

Aulia Tsabita

P

15

7

Gian Muhammad Rasya

L

14

8

Sandi Hamsyari Afwan

L

13

9

Vici Abelia Yuniastari

P

13

10

Dinda Nanda Rizty

P

15

11

Davin Nadriyan Dharma Putra

L

16

12

Farhan Anugrah Saputra

L

12

13

Wawan Saputra

L

18

14

Zhafira Anindya Satyanggraini

P

10

15

Rijal Fauzan Abdillah

L

19

16

Irene Ayudiasih

P

15

17

Anggi Aisyameela

P

11

18

Gina Maylani

P

13

19

Arba Anugrah Ramadhan

L

12

20

Annisa Rif'at M.

P

15

21

Winda Widia Ningsih

P

17

22

Rizqi Arya Maulana

L

15

23

Putri Aira Zhufairah Bilqisti

P

10

24

Novita Wulansari

P

16

25

M. Affan Hanafi

L

13

5. SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

  • Dari hasil analisa data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa tingkat kecemasan atlet karate dojo Garuda Sumbawa saat mengikuti kejuaraan KOSN 2020 adalah "tinggi (berat)"  yaitu sebesar 72,80 %.

Saran

Dari hasil penelitian ini, maka beberapa saran ditujukan kepada pembina, pelatih, dan atlet khususnya atlet karate dojo Garuda Sumbawa sebagai berikut:

  • Bagi pembina atau pengurus Organisasi karata khususnya agar lebih sering mengadakan kejuaraan yang menggunakan rekaman video atau kejuaraan yang bersifat on line agar atlet memiliki banyak pengalaman dengan kejuaraan ini.
  • Bagi pelatih untuk lebih memberikan kesempatan yang lebih banyak dalam mengikuti kejuaraan yang menggunakan rekaman video atau kejuaraan yang bersifat on line agar atlet memiliki banyak pengalaman sehingga kecemasan yang timbul mudah diatasi..
  • Bagi atlet untuk bersungguh sungguh dalam mengikuti kejuaraan yang menggunakan rekaman video atau kejuaraan yang bersifat on line baik dalam lingkup dojo, atau antar dojo, antar pengcab atau kejuaraan daerah agar lebih memiliki banyak pengalaman sehingga kecemasan yang timbul tidak menjadi beban dan dapat diatasi dengan mudah.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun