Di Jawa berkembang mitos "bahu laweyan",yaitu tanda lahir berupa tahi lalat pada bahu kiri perempuan, yang dipercaya akan membawa sial bagi laki-laki yang menjadikan istri atau mencintainya  Mitos ini menginspirasi dan dibuat film, meski tidak 100% mengadopsi mitos ini, karena pada film "Perempuan Pembawa Sial" dikaitkan dengan tokoh supranatural yang sengaja menanamkan kutukan.
Kutukan itu dilakukan oleh mbah Warso (Didi Nini Towok) seorang perias pengatin yang sekaligus berfungsi sebagai dukun yang bisa "mengerjai" seseorang atas permintaan seorang yang pernah merasa disakiti.
Sinopsis film ini sederhana, Mirah (Raihaanun) setelah dirias menjadi sosok pengantin cantik, berubah menjadi perempuan yang selalu membawa sial bagi orang yang menikahi dan mencintainya.
Dikisahkan suami Mirah selalu meninggal secara tragis, sehingga Mirah disebut Perempuan Pembawa Sial.
Banyak orang takut mendekati Mirah, kecuali Bana, seorang pengusaha rumah makan Padang yang mencintainya dengan tulus.
Bagaimana nasib Bana ? Bagaimana akhir cerita film ini ?
Silakan saksikan film horror terbaru Indonesia yang telah tayang di bioskop sejak tanggal 18 September 2025.
Review
Film sepanjang 1 jam 38 menit ini bernuansa kelam, gelap dan sangat mistis. Dengan latar belakang Jawa, film ini mengadopsi mitos "bahu laweyan", meski pada film ini Mirah tidak mempunyai tanda lahir pada bahunya.
Namun karena adanya kutukan yang ditanamkan pada dirinya, sehingga selalu mengalami nasib sial.
Pertama kali saat bersuamikan Aryo, seorang surveyor, yang tiba-tiba harus meninggal secara tragis setelah bertemu Lasmi (Aurra Kharisma).
Sebagai perempuan cantik, Mirah tidak sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Bahkan membuat manager pabrik mencintainya, yang akhirnya harus meninggal secara tragis.
Ketika seorang perantau, Bana (Morgan Oey) banyak menolongnya, Mirah kawatir dapat mencelakai Bana. Maka Mirah memutuskan meninggalkan Bana.
Bana yang sangat mencintainya mengejarnya, hingga menemukannya di bekas rumah keluarga Mirah yang sudah kosong.
Film ini memiliki jumpscare yang sangat mengejutkan, meski dimunculkan pada saat yang tepat.
Film ini memang tidak bermaksud mdngamini mitos yang beredar lama di Jawa, namun menjelaskan bahwa seorang dukun (ahli supra natural) bisa saja mencelakai seseorang.
Jadi, sebaiknya seseorang jangan pernah menyakiti orang lain. Agar tidak ada orang yang menaruh dendam dan mencelakainya.
Diperankan dengan apik oleh pemain-pemainnya, namun peran Didi Nini Towok terasa sangat kurang, hanya sebagai nama besar, agar filmnya laris, karena Didi hanya sempat muncul sebentar, ditambah menari untuk memberi latar belakang Jawa yang mistis.
Beberapa adegan terkesan generik, bukan original, sehingga penonton sudah dapat menebaknya.
Secara komoditi hiburan, film ini cukup menarik bagi para penggemar film horror dengan latar budaya Jawa
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI