Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Cara Mengelola Uang pada Masa Pandemi

24 Agustus 2021   14:26 Diperbarui: 24 Agustus 2021   14:25 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengelola emosi (sumber: shutterstock.com)

Era pandemi, Pemerintah Indonesia tahun lalu sempat terseret ke jurang krisis keuangan. Dampak pandemi menimpa siapa saja, pebisnis besar maupun UMKM yang biasanya lebih solid. Hal ini tentu berimbas pada karyawan, bila perusahaan bangkrut, mereka terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja pada karyawan.

Dalam kehidupan, kita mengenal tujuh dimensi kesuksesan, yakni mental, spiritual, fisik, emosional, keluarga, sosial dan keuangan. Dan diantara ke tujuh kesuksesan ini yang paling mempengaruhi kesuksesan semuanya adalah emosional.

Karena menurut Elizabeth Gilbert, "Emosi Anda adalah budak dari pikiran Anda dan Anda adalah budak dari emosi Anda."

Manusia sangat terpengaruh pada emosi. Mampu mengendalikan emosi atau justru dikendalikan oleh emosi. Emosi akan sangat mempengaruhi perkembangan karir Anda. Juga, bila Anda nampu mengelola emosi dengan baik, maka Anda akan mampu mengelola keuangan Anda.

Menurut sebuah buku ada sejumlah 36 jenis emosi, meski satu sama lain hampir sama. Anda harus mampu mengelola emosi ke arah yang positif, karena bila gagal mengelolanya akan  menuju ke arah negatif.

Contoh: pada kasus keuangan, emosi takut yang positif akan memicu Anda untuk mendapatkan pendapatan tambahan, sebaliknya emosi negatif akan mendorong Anda untuk membeli barang-barang yang tidak terlalu penting. Emosi senang yang positif akan meningkatkan semangat bekerja, sedangkan emosi senang yang negatif adalah ceroboh. Misal Anda keasyikan ngobrol di lounge bandara, sehingga ketinggalan pesawat. 

Emosi marah yang positif adalah bila Anda menemui kegagalan Anda siap untuk nencoba lagi, sedangkan emosi marah yang negatif mempengaruhi Anda untuk tidak mau membayar hutang. Emosi sayang yang positif mempengaruhi Anda membeli polis asuransi guna memproteksi keluarga, sedangkan emosi sayang yang negatif adalah terlalu percaya. Emosi sedih yang positif  adalah keinginan untuk menolong orang yang kesusahan, sebaliknya emosi sedih yang negatif adalah terus menerus menangisi nasib.

Sebuah olahraga yang dianggap dapat membantu orang untuk mengelola emosi adalah golf. Tentunya tulisan ini tidak ingin memaksa Anda untuk mulai bermain golf.

Seorang pegolf kegendaris yang karena tidak mampu mengelola emosinya saat kalah sehingga melemparkan stick golfnya mendapat nasihat dari seorang pegolf senior. "Kau takkan pernah menang kalau kau tidak dapat mengendalikan emosimu." Ketika pegolf legendaris ini mau  belajar mendisiplinkan emosinya, akhirnya dia nampu meraih kemenangan diberbagai kejuaraan.
Jadi, jangan biarkan karir Anda rusak, gara-gara emosi yang tak terkendali atau keuangan Anda berantakan gara-gara Anda tidak mampu mengendalikan emosi.

Status keuangan seseorang dapat dibagi atas tiga tingkatan, yakni kekurangan bila Anda harus berhutang, pengeluaran lebih besar dari pendapatan (defisit). Cukup, bila Anda tak pernah berhutang, namun tak pernah bisa nenabung. Dan melimpah atau berlebih bila pendapatan Anda lebih besar dari pengeluaran (surplus).

Kebutuhan hidup adalah pengeluaran tetap yang harus Anda keluarkan tiap bulan, misal angsuran rumah, angsuran kendaran, uang kuliah / sekolah anak, listrik, air, internet, makan / minum dan kebutuhan lain. Lalu ada pengeluaran yang dipengaruhi gaya hidup, misal makan di restoran, minum kopi di gerai kekinian, belanja pakaian sesuai model yang sedang trend atau wisata. Bila pendapatan Anda hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup saja, maka pengeluaran gaya hidup harusnya tidak ada atau minim sekali.

Agar kondisi keuangan Anda tidak berantakan, maka Anda harus mampu mengatur pengeluaran untuk gaya hidup dengan mengelola emosi Anda. Bila ada uang lebih, barulah Anda bisa menabung, membeli saham, membeli polis asuransi atau berinvestasi. 

Sebelum menentukan pengeluaran untuk gaya hidup, Anda juga perlu memiliki dana cadangan, yang besarnya tergantung pada status Anda. Maksud dari dana xadangan ini, misal Anda sakit atau terkena pemutusan hubungan kerja, hingga pendapatan Anda tidak ada lagi, Anda masih bisa memenuhi kebutuhan hidup. Misal seorang bujangan dana cadangan cukup tiga bulan, pasutri tanpa anak enam bulan, dan pasutri dengan anak satu tahun.

Dalam mengelola keuangan, Anda harus selalu ingat petuah Peter Drucker, "Anda harus bisa mengukur, agar bisa mengelola."

Bagaimana mengelola keuangan pada masa pandemi? Ada enam tindakan yang perlu Anda lakukan, tergantung dari status Anda, defisit, cukup atau surplus. Bila Anda tergolong defisit atau cukup, maka Anda harus:

1. Kelola pengeluaran

Perhatikan kewajiban, kebutuhab dan keinginan. Kewajiban, misal pembayaran angsuran atau uang sekolah, usahakan bisa diperlonggar, misal harus lunas dalam 12 bulan minta dijadwal ulang menjadi 24 bulan. Kebutuhan makan minum dan pakaian dihemat sedemikian rupa. Misal biasa makan harus ada telur, buat menjadi seminggu sekali. Misal sering minum juice diganti air putih.

2. Tambah penghasilan

Contoh Anda seorang office boy yang biasa  mengoperasikan alat penyemprot desnffektans di rumah boss Anda. Dari kemampuan Anda ini, Anda bisa meminjam alat dari boss Anda, Anda tinggal membeli cairannya saja, lalu menawarkan jasa penyemprotan ke rumah-rumah. Dengan maraknya pandemi tentu banyak keluarga yang berminat pada jasa penyemprotan.  Saat pandemi banyak orang yang tidak bisa berwisata, Anda bisa mencari sumber oleh-oleh Bali, Yogya atau Cirebon, lalu menawarkan jastip makanan.

3. Hemat dana darurat

Meski Anda sedang dalam kondisi sulit, karena tidak ada pemasukan, harap berhemat pada pemakaian dana darurat.

4. Berhutang

Ini adalah langkah terakhir yang harus dilakukan bila terpaksa. Namun Anda harus menghitung pengembalian termasuk bunganya. Jangan sampai Anda berhutang terlalu besar lalu tidak mampu membayarnya. Karena hal ini akan merusak kredibilitas Anda.

Sedangkan bila Anda tergolong pada status surplus, Anda dapat melakukan:

5. Memiliki asuransi

Dengan memiliki asuransi, bila ada kebutuhan darurat, masih ada dana yang dapat dicairkan.

6. Kelola investasi

Pandai-pandailah memilih investasi, jangan biarkan dana terlalu besar berada di tabungan. Karena bunganya kecil sekali. Anda dapat mengalihkan ke deposito, reksadana, obligasi jangka pendek atau investasi lain.

Semoga melalui tulisan ini, Anda dapat mengelola emosi Anda, agar Anda dapat mengelola keuangan Anda lebih baik pada masa pandemi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun