Mohon tunggu...
Sutan Pangeran
Sutan Pangeran Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bersahabat

WhatsApp 0817145093

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Beda Pemimpin dengan Karyawan

28 Oktober 2013   13:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:56 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Apa beda pemimpin dengan karyawan? Pertama, Pemimpin adalah sosok yang kuat, tangguh dan tidak sentimentil bila berhadapan dengan sesuatu tekanan, sindiran, ancaman, hinaan sekalipun. Sedangkan karyawan adalah orang yang memikirkan weekend liburan bersama keluarga, sedangkan pemimpin tidak memikirkan liburan bersama keluarga selagi ia melihat negerinya masih memerlukan pengabdiannya sebagai pemimpin.

Pemimpin itu siapa saja? Ia bisa berupa orang yang tengah memangku jabatan sebagai presiden di sebuah negara.

Kedua, pemimpin mempunyai ketangguhan untuk bertahan tetap sebagai pemimpin bukan ingin menjadi orang lain apalagi merebut porsi orang lain. Ini pemimpin berkelas negarawan,bukan berkelas pedagang apalagi berkelas karyawan. Ia tidak ingin berupaya menjadi musisi, penyanyi atau pelawak sekalipun. Karyawan bisa melakukan perubahan disana-sini, ia bisa menjadi pedagang atau lainnya dan dilakukan oleh dirinya.

Jadi, pemimpin yang dibutuhkan untuk Indonesia 2014 adalah pemimpin yang bagaimana? Adalah pemimpin yang mampu mengatur negeri mampu rakyatnya makmur dengan menjual potensi Indonesia dengan lebih baik: menghasilkan potensi pertanian,peternakan, perikanan dengan baik. Semua ia lakukan dengan kekuatan fisik dan fikirannya demi kemajuan negerinya.

Kalau tidak mampu, maka pemimpin itu hanya sekelas karyawan saja, yaitu pemimpin yang hanya suka memikirkan bagaimana mengisi waktu liburannya. Ya, mirip dengan karyawan yang bekerja ala kadarnya saja menunggu tanggal muda sebagai kompensasi gajian. Menakutkan sekali bila negara ini dipimpin dengan tipikal sebagai karyawan. Apalagi bila sang pemimpin hanya mampu menjadi penguasa belaka, menguasai eksekutif sebagaimana yang diamanatkan dalam setiap pemilu demi pemilu (pilpes demi pilpres).

Jangan sampai negeri ini ada pemimpin yang cenderung mau jadi musisi atau seniman, karena yang seniman dan musisi saja sangat ingin menjadi presiden. Alamak !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun