Mohon tunggu...
Noto Susanto
Noto Susanto Mohon Tunggu... Dosen - Menata Kehidupan

Saya Sebagai Dosen, Entrepreneurship, Trainer, Colsultant Security dan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Multitasking Keuntungan Karyawan atau Perusahaan?

16 Maret 2024   16:13 Diperbarui: 16 Maret 2024   16:15 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasti Anda sering dengar "apa itu multitasking"? Multitasking adalah bagian dari kemampuan atau skill yang dimiliki oleh karyawan baik "didalam maupun diluar" dari jobdesk sebagai karyawan. Memang tidak banyak karyawan yang memiliki beberapa kemampuan diluar tugas yang sesuai posisinya masing-masing.

"Pekerjaan yang dikerjakan dalam waktu bersamaan dengan aktivitas yang sangat sibuk atau aktivitas yang menumpuk diluar aktivitas sebenarnya, justru tidak sehat secara pikiran dan mental". - Noto Susanto

Keunggulan karyawan yang mempunyai kemampuan diluar tugas aslinya sebagai karyawan, tentu menjadi keistimewaan dan dipercaya oleh atasan dan rekan kerja lainnya. Namun yang harus digaris bawahi tugas pokok jangan diabaikan, meskipun pekerjaan tersebut atas dasar arahan dari atasan langsung.

Nah, sekarang darimana Anda tahu kalau karyawan tersebut mempunyai kemampuan yang lebih atau yang berbeda dari karyawan yang lainnya. Bisa melihat langsung karena pernah kerja sama proyek tertentu, kebetulan satu departemen, sebagai bawahan dan atasan yang diawasi atau yang mengawasinya.

"Satu hal yang saya pelajari adalah melambat. Multitasking itu bagus, tetapi saya ketika mencoba melakukan segalanya  dengan kecepatan warp saya hanya berakhir dengan kesalahan ketik dan stres" - Ayana Mathis.

Pendekata karyawan yang mempunyai multitasking tinggi bisa di analisa "saat proses penerimaan karyawan baru" dengan segala persyaratan dan hasil dari interview "bisa menyakini bahwa calon karyawan baru mempunyai skill yang mumpuni", tapi itu-kan hanya identifikasi awal saja, belum diketahui juga hasil kerjanya?

Dalam praktiknya bisa mengetahui yang valid "bahwa karyawan tersebut mempunyai kemampuan atau tidaknya dari muktitasking tersebut". Jangan hanya percaya diatas kertas aja, pengalaman banyak, pendidikan mendukung, sertifikasi juga mewakili sebagai calon karyawan sesuai kebutuhan perusahaan.

Jangan sampai tertipu dengan dokumentasi yang lengkap, tapi hasil kerjanya Nol. Kebanyakan terjadi kemampuan A sampai Z dari hasil interview "setelah diterima menjadi karyawan" ternyata kemampuan hanya dari A sampai F. Ini menjadi tantangan dari manajemen untuk seleksi yang sesuai dengan kriteria perusahaan.

"Studi mengatakan, 38.000 pekerja berpengetahuan di berbagai sektor, menemukan bahwa tindakan sederhana yang terganggu adalah salah satu hambatan terbesar untuk produktivitas. Bahkan multitasking, prestasi berharga prajurit kantor modern, ternyata menjadi mitos". - Susan Cain.

Fenomena bisa terjadi "apabila calon karyawan tersebut titipan orang dalam" dengan segala kelemahan dan kelebihan "mau tidak mau atau sangat terpaksa" akan diterima menjadi karyawan. Namun, hal ini jangan berharap banyak kepada karyawan terutama mencari karyawan yang multitasking tersebut.

Atau pendekatan lain "terhadap karyawan existing" untuk menetapakn sebagai tallent management. Sehingga lebih mudah untuk memilih karyawan yang mempunyai kemampuan lebih dari satu atau kemampuan diluar pekerjaan inti. Ada istilah model 9-box untuk memastikan setiap karyawan berada di kotak atau box yang berbeda-beda.

Model 9-box ini, menjadi tolok ukur juga untuk melakukan mapping employees terutama dilihat dari "kelemahan dan kelebihan" dari setiap individu-individu karyawan tersebut. Manajemen harus secara objektif, karena kalau berbicara multitasking harus mampu praktik terhadap kemampuan yang dimiliknya.

Selanjutnya dari model 9-box tersebut buatkan "matrik kompetensi" terhadap pekerjaan pokok yang menjadi tanggung jawabnya, kemampuan yang menjadi indikator dari pada muktitasking dan keilmuan yang karyawan lain tidak memilikinya serta hal yang teknis lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun