Hingga akhirnya kenaikan kelas telah tiba, Bapakku menghadiri pembagian raport karena Ibuku tengah sakit dan sedang beristirahat.
Aku menjadi juara kelas, namun ada teman kelasku yang tidak suka dengan prestasiku hingga akhirnya pada saat kenaikan kelas naik kelas 9, Dia diam-diam memberi sejumlah uang kepada wali kelasku agar Ia menjadi juara kelas.
"Nak, kok sekarang prestasimu menurun, kenapa? Ada masalah? Coba sini cerita sama ibu." Tanya ibu yang terheran karena prestasiku menurun drastis menjadi rangking 8.
"Gak ada apa-apa bu. Gak ada masalah juga, semua aman kok. Cuma mungkin karena 2 tahun belakangan ini aku terlalu sibuk di kegiatan ekstrakurikulerku, terus belajarnya jadi kurang maksimal." Jelasku yang nyatanya jauh dari kebenaran yang sebenarnya.
Aku mengetahui kebenarannya dari temanku yang merupakan keponakan dari wali kelasku dan kebetulan melihat aksi itu, ia memberitahuku sehari setelah pembagian raport.
Kini aku mengurangi kegiatan ekstrakurikuler, mengurangi bermain sana sini dan menambah semangat belajar karena lusa akan berhadapan dengan Ujian Nasional. Aku belajar bersama Fani untuk menambah wawasan agar lebih luas. Akan aku buktikan bahwa prestasi tidak dapat ditukar dengan uang.
Ujian Nasional sudah kulalui, tinggal menunggu hasil. Karena hasil keluar masih lama, jadi aku bisa fokus belajar untuk tes seleksi di SMA Negeri 65 Perjuangan.Â
Aku tau SMA itu dari Fani Dia mengajakku karena itu merupakan Sekolah Menengah Atas pertama di daerahku. Terkenal dengan bangunan kuno dan sejarah yang kental dengan adat istiadat daerah setempat.
Hari ini tepat pembagian surat kelulusan, kebetulan di bulan suci ramadhan. Jadi di adakan dengan acara buka bersama 1 angkatan di salah satu restoran. Setelah solat magrib berjamaah, tiba saatnya pengumuman kelulusan dan di umumkannya 5 orang yang masuk dalam kategori siswa dengan nilai ujian terbaik seangkatan.
"Selamat kepada para siswa kalian dinyatakan lulus semua. Saya akan mengumumkam pula siapa yang masuk dalam siswa dengan nilai terbaik seangkatan di SMP kita pertama selamat kepada Fani Adisty Zainal, Adinda Lativa Ahmad, Ahmad Ashari Mubarak, Ayu Aina Besari, dan Nadya Amira. Teruntuk anak-anakku kalian semua terbaik dari yang terbaik, semoga dunia kalian lebih berwarna kedepannya. Sampai jumpa dilain hari anak-anakku tersayang."
Semua siswa bersorak sorai karena dinyatakan lulus, dan aku bisa membuktikan bahwa memang prestasi tidak bisa dibayar dengan uang. Hatiku lega sekali rasanya, inginku segera bertemu bapak dan ibu untuk memberikan hasil usaha belajarku ini.