Mohon tunggu...
Susanto
Susanto Mohon Tunggu... Seorang pendidik, ayah empat orang anak.

Tergerak, bergerak, menggerakkan. Belajar terus dan terus belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Marak Lapak Es Kelapa Muda, Santan Langka

2 Februari 2025   12:14 Diperbarui: 2 Februari 2025   12:14 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi santan (Sumber: jcom di freepik.com)

Ibu negara kesal, pasalnya ia ingin memasak kolak ubi kayu tetapi parutan kelapa tua yang ia dapat dari warung Mbak Pini hanya sedikit. Istri atau Ibu Negara saya patut kesal karena ia membutuhkan cukup banyak santan untuk memasak kolak ubi kayu hasil pekarangan sebelah rumah.

Warung Mbak Pini tidak bisa memberi parutan kelapa tua dalam jumlah banyak karena bahan baku yang ia miliki terbatas, sementara para pelanggan yang juga tetangganya cukup banyak.

"Sedikit asal merata ya, Bu," ujar Mbak Pini seperti ditirukan oleh Ibu Negara.

Santan kelapa, cairan berwarna putih susu yang diperoleh dari parutan daging kelapa tua jadi barang langka. Sebenarnya ada juga santan kemasan di toko swalayan. Akan tetapi, kami lebih menyukai santan alami.

Kami, sebagaimana keluarga di Asia Tenggara, India, dan Karibia menjadikan santan sebagai bahan penting dalam hidangan seperti kolak, rendang, dan berbagai dessert.

"Apa gara-gara banyak lapak es kelamud di kampung kita ya, Yah?" tanya Ibu Negara sambil meremas-remas parutan kelapa yang sudah diberi sedikit air.

"Boleh jadi," jawab saya pendek.

Dua tahun terakhir, banyak tetangga yang mengadu nasib mengais rezeki dengan membuka lapak es kelamud (kelapa muda) dan penganan pendamping: lotek, gorengan, kremis, dan lain-lain.

Akibatnya, setiap hari mereka harus memastikan pasokan kelapa muda berwarna hijau maupun kuning tetap tersedia. Namun, untuk ini mereka tidak perlu khawatir karena tetangga lainnya siap memasok. 

Para pemasok mencari kelapa muda di kebun-kebun kelapa. Naik pohon dan memetik sendiri dengan membayar sejumlah uang kepada pemilik batang. Setelah itu kelapa kelapa muda ia kirimbdan bagikan kepada pedagang pelanggan masing-masing. Sampai di pedagang, harga jual rata-rata air beserta daging kelapa muda 1 butir adalah 10.000 rupiah.

Akibatnya bisa ditebak, buah kelapa tidak sempat tua karena sudah dipetik sehingga buah kelapa yang tua menjadi semakin langka. 

Menurut para pemilik batang kelapa, memang mereka tidak menjual semua kelapa muda yang ada pada batang kelapa miliknya karena mereka juga ingin menjual buah kelapa yang sudah tua mengingat buah kelapa yang tua dapat dijadikan santan sebagai bahan baku utama masakan khas Indonesia. Namun, uang kontan di depan mata boleh jadi membuatnya lupa untuk menyisakan kelapa muda menjadi tua agar bisa dimanfaatkan santannya.

"Benar, Bu, ada korelasi antara maraknya penjual es kelapa muda dengan langkanya santan yang kamu minta. Sebab banyak kelapa yang tidak sempat tua sudah dipetik." Saya berkomentar layaknya seorang analis.

Saya khawatir juga. Jangan-jangan kelapa tua harus diimpor dari luar negeri untuk memasak kebutuhan santan yang semakin langka. 

Menurut rekan-rekan pembaca, adakah usulan agar pasokan kelapa tua tetap tersedia dan air santan yang dibutuhkan para ibu rumah tangga tetap tersedia dengan melimpah? Tulis, dong, di kolom komentar!

Musi Rawas, 2 Februari 2025

Penyuka santan tapi suka juga kelapa muda,

PaDSus.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun