Mohon tunggu...
Susanto
Susanto Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik, ayah empat orang anak.

Tergerak, bergerak, menggerakkan. Belajar terus dan terus belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Nana Belajar Memahami Puisi

14 September 2022   01:18 Diperbarui: 14 September 2022   01:20 1271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi Karya Theresia Martini (Design by Canva, Dok. Pribadi)

"Siapa, Pak?" tanya Diana bingung.

"Seperti kamu. Tugas gurumu berat lo, tapi kamu taklukkan dengan berdiskusi dengan Pak Eko. Nah, sebelum Nana bangun kembali larik-larik puisi itu, apa mungkin penggambaran kesulitan hidup itu dilakukan oleh seorang bocah kecil?" tanya Pak Eko.

"Rasanya, tidak mungkin," jawab Diana. Ia semakin paham alur puisi yang dipilihnya. Diksinya indah namun bernada pesimis.

"Mestinya, diganti. Misalnya seorang lelaki atau seorang nelayan tua, atau lainnya?" jawab Diana.

"Cerdas!" Pak Eko mengacungkan kedua jempolnya ke arah Diana.

Dua hari kemudian, Pak Eko mendapat pesan WA berisi puisi yang sudah diubah oleh Diana sesuai dengan pemahamannya.

Bercadar Bias Berlumur Kelabu
(Ditulis ulang dari puisi karya Theresia Martini oleh: Nana Diana)

Di balik bilik kecil sempit berdinding bambu
Tampak seorang nelayan tua duduk termangu
Hanya berteman sepi sambil memegang bubu
Jaring terajut, tak surut berpacu dengan waktu

Nelayan tua duduk termangu
waktu berharga begitu saja berlalu
Menatap tak berkedip mata merenungi nasib
Ombak tak lekang terus bergulung berkejaran
Bercengkerama bersama perahu-perahu nelayan

Gelapan cakrawala luas membentang
Kelip lentera berpendar terangi cemasnya gelombang
Kibar layar terhempas tertiup angin, bimbang
Siap terlempar bersama badai dan gelombang pasang

Sejuta tangan ombak menyatu, geladak membisu
Memandang nasib pada cermin waktu tak tentu
Terkulai menatap laut bercadar bias berlumur kelabu
Dihimpit sulitnya zaman nelayan tua hanya termangu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun