Perasaan hati begitu menderu gemuruh luluhkan nadi jiwa
Tubuh tertunduk lemah mata binar menatap asa yang hampa
Mencoba kuatkan raga yang telah hancur luluh tak tahu kemana arah
Rasa hancur jiwa meluluhkan dinding kokoh yang dibangun dan akan dirobohkan lagi
Aku tak tahu entah kemana melabuhkan harapan jiwa
Bimbang selalu entah sampai kapan
Hayalan akan kumpulkan puing puing hancur menjadi istana
Tak sanggup... Sungguh ku tak sanggup
Hanya terdiam membisu sirami bara api yang membara
Semua karena engkau...engkauÂ
Sosok lemah yang robohkan jiwa pertahanan diri
Engkau yang membuat diri goyah tak tentu arah
Belahan hati hancurkan segala rasa
Segala harapan, segala kenangan dan masa depan
Terdiam menelan bara api yang membakar jiwa dan mencoba tuk tegar
Kejam...kejam.. rajam sayat sembilu kau tinggalkan
Begitu dalam luka menganga..
Hatimu tak ada rasa
Membuat hati menderita bagaikan sayatan yang tak sembuhkan luka
Dengan harapan karangan mu, coba rangkai hati yang telah hancur
Berikan janji yang tak tahu kemana hati berlabuh
Dalam diam renungkan diri yang tak henti arungi asa
Tersentuh pandangi tatapan sinar yang menatap penuh harap untuk lanjutkan bahtera
Walau tak tahu karam akan selalu ada di tengah samudera
Hanya coba berharap kuasa dari pemilik raga untuk sudahi Angkara
Tertunduk, terpaku, tersungkur dalam sujud penuh harap
Berpegang teguh pada pencipta taqdir harap untuk selalu dinaungi
Dalam tidur malam pejamkan mata menahan dalamnya lukaÂ
Harap esok tatap pagi cerah bersama bidadari bermata jeli
Karena keikhlasan cinta mereka...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI