Indonesia memiliki 75.265 desa yang tersebar di berbagai wilayah, dengan kondisi sosial, ekonomi, dan geografis yang beragam. Setiap desa memiliki tantangan unik, mulai dari kemiskinan, infrastruktur terbatas, kesehatan masyarakat, hingga pengelolaan sumber daya alam yang kurang optimal.
Dalam menghadapi tantangan ini, pendekatan Dedi Mulyadi dalam menyelesaikan masalah masyarakat telah menjadi inspirasi bagi banyak pihak. Sebagai mantan Bupati Purwakarta dan kini menjadi Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi dikenal dengan cara kerjanya yang unik: langsung turun ke masyarakat, mendengarkan keluhan mereka, dan memberikan solusi konkret.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, memiliki keunggulan yang bisa membuat pendekatan ini lebih efektif dan luas jangkauannya, yaitu dengan dukungan 34.000 Tenaga Pendamping Profesional (TPP) dimana hamper 20.000 ada di desa sebagai Pendamping Lokal Desa. Para pendamping ini merupakan kepanjangan tangan Menteri Desa yang bekerja hingga tingkat desa, sehingga kebijakan dan solusi dapat langsung menyentuh masyarakat.
Lalu, bagaimana jika pendekatan ala Kang Dedi Mulyadi ( KDM ) diterapkan dalam skala nasional dengan memanfaatkan TPP dan jaringan desa yang luas? Berikut adalah beberapa ide penulis untuk menyelesaikan masalah desa dengan pendekatan partisipatif, efektif, dan berbiaya rendah.
1. "Turun ke Desa" Virtual: Menjangkau Masyarakat dengan Teknologi
Salah satu kekuatan KDM adalah kehadiran langsung di tengah masyarakat. Namun, dengan jumlah desa yang sangat besar, Menteri Desa tidak mungkin mengunjungi semua desa secara langsung.
Solusinya? Gunakan teknologi dan TPP sebagai ujung tombak komunikasi!
Strategi yang Bisa Dilakukan:
- Menggunakan media sosial seperti YouTube, Facebook, dan TikTok untuk mendengar langsung aspirasi masyarakat.
- Memanfaatkan 20.000 PLD sebagai mata dan telinga Menteri di lapangan untuk mengumpulkan data, mengidentifikasi masalah, dan mencari solusi cepat.
- Mendorong kepala desa dan pendamping desa untuk membuat laporan video pendek tentang kondisi desa mereka, sehingga Menteri bisa melihat permasalahan secara lebih jelas tanpa harus datang langsung.
Contoh Implementasi:
Di beberapa daerah, platform seperti Lapor! digunakan sebagai kanal pengaduan. Jika TPP dan kepala desa didorong untuk aktif menggunakannya, maka laporan masalah dari desa bisa lebih cepat tersampaikan ke pemerintah pusat.
2. "Gotong Royong Solusi": Menggerakkan Swasta dan Masyarakat
KDM sering menyelesaikan masalah dengan menggerakkan masyarakat dan menggandeng pihak swasta. Hal ini bisa diterapkan dalam skala nasional untuk mendorong desa menjadi lebih mandiri tanpa harus bergantung sepenuhnya pada anggaran pemerintah.
Strategi yang Bisa Dilakukan:
- Program "Satu Perusahaan, Satu Desa", di mana perusahaan swasta didorong untuk mengembangkan desa binaan.
- Mengoptimalkan peran BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) agar desa lebih mandiri dalam perekonomian.
- Memanfaatkan jaringan TPP untuk memfasilitasi kolaborasi antara desa dan sektor swasta, sehingga program CSR perusahaan lebih tepat sasaran.
Contoh Implementasi:
Beberapa perusahaan sudah aktif membantu desa melalui program CSR. Misalnya, PT PLN (Persero) mendukung elektrifikasi desa terpencil, PT (Persero) PERTAMINA mendukung pembelian LPG Subsidi melalui BUMDes dan perusahaan agribisnis membantu petani dengan pelatihan pertanian modern. Dengan koordinasi dari TPP, potensi kolaborasi ini bisa lebih dioptimalkan.
3. "Kader Desa Mandiri": Mengembangkan Kepemimpinan Lokal
KDM memahami bahwa tidak semua masalah harus diselesaikan oleh pemerintah pusat. Oleh karena itu, konsep "Kader Desa Mandiri" bisa diterapkan untuk mempercepat penyelesaian masalah tanpa harus menunggu intervensi langsung dari Menteri Desa.
Strategi yang Bisa Dilakukan:
- Melatih TPP sebagai fasilitator utama dalam pengembangan kader desa di bidang kesehatan, pertanian, pendidikan, dan ekonomi.
- Memberikan penghargaan bagi desa yang mampu menyelesaikan masalahnya sendiri dengan inovasi lokal.
- Mendorong kerja sama antara desa maju dan desa tertinggal melalui sistem mentor yang difasilitasi oleh TPP.
Contoh Implementasi:
Di bidang kesehatan, banyak desa yang telah berhasil mengembangkan Posyandu Mandiri dengan dukungan kader desa. Jika konsep ini diperluas ke bidang ekonomi dan pendidikan, maka desa akan semakin mandiri.
4. "Festival Solusi Desa": Inovasi dari Masyarakat untuk Masyarakat
Salah satu cara efektif untuk mencari solusi bagi masalah desa adalah dengan melibatkan masyarakat langsung dalam mencari ide inovatif. Dengan konsep festival solusi desa, setiap desa didorong untuk berkompetisi mencari solusi atas permasalahan yang mereka hadapi.
Strategi yang Bisa Dilakukan:
- Mengadakan kompetisi inovasi desa, di mana desa diminta mengajukan ide solusi bagi masalah mereka sendiri.
- Memberikan insentif dan pendampingan dari TPP bagi desa yang berhasil menerapkan solusi mereka.
- Mengumpulkan ide-ide terbaik dari desa untuk dijadikan model yang bisa diterapkan di tempat lain.
Contoh Implementasi:
Konsep ini mirip dengan Gerakan 100 Smart City, di mana kota-kota berlomba-lomba mengembangkan inovasi digital. Jika diterapkan di desa, program ini bisa menjadi ajang pertukaran ide yang efektif.
5. "Bank Solusi Desa": Menyebarkan Praktik Terbaik ke Seluruh Indonesia
Setiap desa memiliki tantangan unik, tetapi seringkali solusi terbaik sudah ditemukan di desa lain. Oleh karena itu, penting untuk mendokumentasikan dan menyebarkan solusi yang sudah terbukti berhasil ke desa-desa lain.
Strategi yang Bisa Dilakukan:
- Membangun database digital yang mengumpulkan berbagai solusi sukses dari desa-desa di Indonesia.
- Menggunakan jaringan 34.000 TPP untuk menyebarluaskan praktik terbaik ke desa-desa lain.
- Mengadakan pelatihan berbasis pengalaman desa lain, sehingga desa yang masih tertinggal bisa belajar dari desa yang lebih maju.
Contoh Implementasi:
Banyak desa yang telah berhasil menerapkan metode pertanian organik atau manajemen sampah berbasis komunitas. Dengan dukungan TPP, solusi ini bisa disebarluaskan ke desa lain agar lebih banyak yang merasakan manfaatnya.
Menyelesaikan Masalah Desa dengan Sumber Daya yang Ada
Menyelesaikan masalah desa tidak harus selalu bergantung pada anggaran besar. Dengan mengadopsi pendekatan KDM, yaitu langsung mendengar masyarakat, mencari solusi berbasis gotong royong, dan memanfaatkan inovasi lokal, Menteri Desa bisa menciptakan perubahan nyata dengan dukungan 34.000 TPP yang tersebar di seluruh desa.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!