Mohon tunggu...
Retno Suryani
Retno Suryani Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis untuk mengikat kenangan

Konsultan Lingkungan, Senang bertemu masyarakat dan anak-anak, Sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan di Kebun Ini

21 November 2020   18:33 Diperbarui: 21 November 2020   18:39 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan kini hanya tinggal sisa
Dari derasnya yang habis siang tadi
Langit basah membiru cerah
sebelum stasiun senja berpesta warna tak mau kalah indah

Suara elang jauh terdengar meningkahi sepi
Menyahut tupai, tokek, serangga, dan kicau banyak burung entah apa namanya
Dahan daun terdiam, tak ada angin yang berniat menggodanya
Sungguh menawan mata dan telinga....

Semua keriuhan menepi
Hanya terdengar gerak jari merangkai diksi
Mendengar hati yang terus membincangkan memori
Mendengar hati yang terus melawan kenangan memenangkan damai

Aroma tanah basah memenuhi ruang
Menunggu aroma kopi yg tak kunjung dihadirkan
Atau harum secangkir teh yang tetap disimpan
Hanya ada hela nafas panjang-panjang
Dari jiwa yang sedang berjuang mendapatkan tenang

Namun percayalah....
Diantara segala resah dan lelah
Hujan di kebun ini....
Masih sama mengagumkannya....
Seperti yang pernah kita saksikan bersama

21 November 2020
Menunggu senja di tengah kebun di Pulau Belitung

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun