Mohon tunggu...
Supriyadi
Supriyadi Mohon Tunggu... Penulis

Penulis, Pendaki gunung, Relawan Small Action, Petani Hidroponik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saya Terpaksa Menulis Setelah Menjadi Jurnalis Majalah Kantor

23 Agustus 2025   23:43 Diperbarui: 24 Agustus 2025   05:56 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasi Tumpeng pada peringatan ulang  20 tahun usia majalah MaOS (foto:dokpri)

Dan kali ini pihak menajemen perusahaan dan SPSI serius ingin membuat media berupa majalah yang dikelolah oleh sebuah tim redaksi.

Saya dan teman-teman yang lain akhirnya setuju saja ketika ditunjuk menjadi bagian dari tim redaksi majalah yang akan terbit itu.

"Nah sekarang kita tentukan nama majalahnya nanti apa? Sebab nama ini sangat penting bagi majalah kita." tiba-tiba sekretaris SPSI melontarkan pertanyaan.

"Silahkan masing-masing boleh mengusulkan nama, nanti kita pilih dan  sepakati bersama nama yang paling sesuai" lanjutnya lagi sebelum mengakhiri pertemuan pada hari itu.

Kami segera bubar dan kembali ke tempat kerja masing-masing setelah pertemuan membahas majalah itu berakhir.
Kami keluar ruangan dengan membawa PR untuk mencari nama majalah yang akan diterbitkan nanti.

Beberapa nama sempat mencuat ke permukaan seperti Cakrawala, Ganesha, dan Maos. Masing-masing punya argumen sendiri dari para pengusulnya. Seperti Cakrawala yang berharap media ini bisa menjadi pembuka cakrawala bagi pembaca. Sedang Ganesha yang mengambil nama dewa ilmu pengetahuan dimaksudkan agar pembaca bisa mendapat ilmu dari membaca majalah ini.

Namun pilihan nama akhirnya jatuh pada yang terakhir yaitu Maos. Dalam bahasa Jawa halus kata 'maos' itu diartikan membaca. Jadi diharapkan bahwa majalah ini kelak menjadi media bacaan semua karyawan.

Nama Maos ini diusulkan oleh salah satu karyawan yang bernama Endro Baskoro. Tapi nama Maos menurut Endro lebih mengarah pada singkatan Majalah e Arek Otsuka. Kata 'Arek' disini untuk menonjolkan daerah asal yaitu Malang. Sebab majalah ini dibuat oleh karyawan Otsuka pabrik Lawang.

Sejak saat itu akhirnya lahirlah majalah internal perusahaan kami yang bernama Maos dengan penulisan MaOS. Majalah ini mengusung tagline Asyik, Bebas, Bermanfaat.

Maksud Asyik, Bebas, Bermanfaat ini adalah bahwa majalah ini memuat konten tulisan yang mengasyikkan untuk dibaca. Dan artikel didalamnya memiliki kebebasan pada pemilihan tema tulisannya. Yang penting harus bisa memberi manfaat bagi pembacanya.

Mulai saat itu saya menjadi akrab dengan dunia literasi berupa artikel berita  di majalah MaOS. Pada awalnya majalah MaOS terbit 3 bulanan dengan jumlah 50 halaman. Namun dalam perjalanannya berubah menjadi 2 bulanan dengan jumlah 34 halaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun