Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Berkunjung ke SMP 10 PPU Kaltim

8 November 2022   03:22 Diperbarui: 8 November 2022   03:26 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berkunjung ke SMP 10 PPU, Kaltim

Senin tanggal tujuh November 2022 cuaca mendung. Saya berangkat ke kantor Dinas Pendidikan agak pagi. Khawatir turun hujan di jalan, saya agak kencang menjalankan sepeda motor kesayangan. Untung, jalanan  agak sepi sehingga saya leluasa memilih sisi jalan. Mau di pinggir atau agak ke tengah tiada masalah.

Dokpri
Dokpri
Gerimis sempat turun kecil-kecil. Hal itu membuat semangat kian meningkat. Tiba di halaman disdikpora saya menyempatkan waktu untuk berswafoto. Mumpung belum banyak orang yang lewat, saya leluasa memilih posisi berfoto.

Dokpri
Dokpri
Teman-teman satu kantor satu demi satu muncul. Mereka lebih suka berdiri di luar ruang sambil berbincang. Sementara itu, cuaca mendung masih menyelimuti. Senyum dan tawa para pengawas menunjukkan rasa suka cita karena masih dapat bersua setelah dua hari tidak jumpa (libur kerja).

Dokpri
Dokpri
Hari Senin tanggal tujuh November 2022 apel pagi langsung dipimpin oleh kadisdikpora. Para penilik dan pengawas sekolah cukup banyak yang hadir. Halaman depan pintu utama digunakan untuk apel para pegawai. Para penilik dan pengawas berdiri di belakang pembina apel. Kami berdiri satu deret dengan sekretaris disdikpora dan para kepala bidang (kabid).

 

Dokpri
Dokpri
Suasana sangat hening saat kadisdikpora menyampaikan amanat atau wejangan kepada para peserta apel. Satu dua pegawai terlihat masih ada yang baru datang. Mereka berlari-lari kecil untuk segera masuk ke dalam barisan.

Usai apel para penilik dan pengawas sekolah memasuki ruang 1 dan ruang 2. Sebagian lebih suka berbincang di luar ruang. Seperti biasa, saya lebih suka "mangkal" di ruang 2. Saat duduk-duduk menghadap laptop, ada notifikasi WA. Informasi disampaikan Pak korwas. Kami diminta membeli kupon Jalan Sehat dalam rangka HUT ke-77 PGRI yang diselenggarakan pengurus PGRI Kecamatan Penajam.

Dokpri
Dokpri
Ada imbauan untuk membeli lima kupon per pengawas. Staf pengawas yang diminta untuk menerima atau mengumpulkan uang dari para pengawas yang membeli kupon Jalan Sehat itu. Hadiah utama tidak dicantumkan dalam kupon. Terlihat foto kulkas, sepeda, pesawat TV, dan kipas angin. Itu adalah hadiah yang biasa disiapkan panitia untuk kegiatan Jalan sehat.

Ruang 2 semakin banyak dimasuki pengawas dan penilik. Empat orang penilik yaitu Pak Agus, Pak Arsyad, Pak Surian, dan Bu Syamsiah tampak hadir semua. Rupanya mereka akan mengadakan pertemuan. Untuk itu, saya segera bersiap-siap "OTW". Sudah ada rencana pada hari Senin tanggal tujuh November 2022, saya akan mengunjungi dua sekolah di wilayah Penajam.

Berkunjung ke SMP 10 PPU

Dokpri
Dokpri
Sepeda motor kesayangan segera saya lajukan menuju sekolah yang dipimpin oleh Bu Pedie Dawid. Lokasi sekolah termasuk wilayah Kelurahan Nenang. Dalam waktu hanya beberapa menit perjalanan, saya sudah berada di halaman sekolah yang memiliki banyak pohon rindang itu.

Dokpri
Dokpri
Pada depan pintu masuk ruang guru dan kepsek ada sebuah pohon yang cukup rindang. Suasana teduh sangat saya rasakan setelah memarkir sepeda motor tidak jauh dari pintu masuk itu.

Dokpri
Dokpri
Pada sisi kanan pintu masuk ada semboyan atau slogan 7 K yang meliputi 1) keimanan, 2) keamanan, 3) kebersihan, 4) keindahan, 5) ketertiban, 6) kekeluargaan, dan 7) kerindangan. Sekolah-sekolah "besar" pada umumnya menggelorakan slogan seperti itu. Upaya menuju ke sana selalu diupayakan agar benar-benar membuat peserta didik dan warga sekolah merasa nyaman berada pada lingkungan sekolah.

Dokpri
Dokpri
Pada sisi kiri pintu ada imbauan terkait pembudayaan 5 S, yaitu 1) senyum, 2) salam, 3)sapa, 4) sopan, dan 5) santun. Para siswa, guru, dan staf tata usaha tentu diharapkan membudayakan slogan lima S tersebut. Untuk para tamu yang berkunjung ke sekolah seyogyanya mengikuti slogan itu.

Dokpri
Dokpri
Slogan atau imbauan masih saya temukan pada dinding dekat pintu masuk ruang kepsek. Judul slogan yang terpampang "Tumbuhkan Budaya Malu". Ada tujuh imbaun yang tertulis dengan warna-warni yang mencolok: 

1) Malu karena datang terlambat/pulang cepat (tidak tepat waktu), 2) Malu karena melihat rekan sibuk melakukan aktivitas (tidak kreatif dan pasif), 3) Malu karena melanggar peraturan (tidak mengindahkan tata tertib), 4) Malu untuk membuat salah (tidak melakukan perbuatan terpuji), 5) Malu karena bekerja tidak berprestasi (tidak melakukan pekerjaan yang maksimal), 6) Malu karena tugas tidak terlaksana (tidak menggunakan waktu sesuai jadwal), dan 7) Malu karena tidak berperan aktif dalam mewujudkan kebersihan lingkungan kantor/sekolah (tidak membuang sampah dan limbah pada tempatnya).   

Saya mengetuk pintu ruang kepsek sebelum masuk. Tentu saja "salam" saya ucapkan dengan suara agak nyaring. Jawaban dari dalam ruang pun saya dengar dengan jelas. Bu Pedie Dawid menyambut saya dengan ramah.

Dokpri
Dokpri
Ada lukisan cukup menarik di dekat lambang-lambang negara (gambar burung garuda, foto presiden dan wakil presiden, foto bupati dan wakil bupati). Lukisan itu tertempel di dinding tepat di belakang tempat duduk Bu Pedie Dawid.

Dokpri
Dokpri
Kami langsung berbincang-bincang dengan berbagai topik. Saya menyampaikan bahwa teman pengawas lain tidak ikut berkunjung ke SMP 10 PPU karena masing-masing memiliki agenda berbeda. 

Pada pukul tujuh lewat sembilan menit hari Senin tanggal tujuh November 2022 itu, Pak Tri Wahjoedi berkunjung ke SMP 17 PPU di Babulu Laut. Kemudian, Pak Habel Hewi mengatakan saat di kantor selesai apel, akan berkunjung ke SMP 18 PPU di wilayah Api-Api. Untuk pengawas lain memiliki agenda berbeda-beda.

Dokpri
Dokpri
Beberapa menit saya berbincang-bincang dengan Bu Pedie Dawid di ruang kerja kepsek itu. Selanjutnya, kami melihat-lihat keadaan di luar. Saya perhatikan sudah banyak perubahan. Bangku-bangku yang disediakan di bawah pohon terlihat semakin banyak. Bangku terbuat dari cor semen itu dsiapkan untuk peserta didik duduk-duduk saat beristirahat atau saat belajar di luar kelas.

Dokpri
Dokpri
Ada dua pekerja sedang berada di taman. Mereka melanjutkan pembuatan bangku tempat duduk. Proses itu memerlukan biaya tidak sedikit. Untunglah para orang tua siswa SMP 10 PPU bersedia membantu untuk pengadaan tempat duduk tersebut.

Setelah beberapa saat berada di halaman, kami kembali masuk ke ruang. Kali ini saya memilih ruang guru. Ada empat guru sedang di dalam. Mereka tidak kena jadwal masuk kelas. Sambil menunggu jam masuk kelas tentu mereka sedang menyiapkan materi pelajaran untuk dibahas di dalam kelas.

Dokpri
Dokpri
Ruang guru itu cukup luas. Bu Pedie Dawid yang berinisiatif melakukan perluasan ruang guru tersebut. Dengan upaya yang gigih, akhirnya terwujud ruang guru yang representatif. Ruang ditata cukup apik sehingga para guru akan merasa nyaman berada dalam ruang tersebut.

Dokpri
Dokpri
Sebelum saya meninggalkan SMP 10 PPU, saya menemukan spanduk yang dipampang di atas pintu masuk (cadangan) ruang guru tersebut. Ada slogan Sekolah ASRI (Aman, Sejuk, Rindang, dan Idaman).

Kesan yang saya dapatkan setelah meninggalkan halaman SMP 10 PPU adalah perubahan yang dilakukan Bu Pedie Dawid sangat banyak. Bu Pedie termasuk ahli tata ruang. Artinya, kepsek yang tahun 2023 akan memasuki purnatugas itu cukup pintar mengelola tempat-tempat yang tepat. Ruang UKS baru, misalnya, ia tempatkan pada posisi yang agak jauh dari pintu gerbang. Tentu banyak pertimbangan pemilihan tempat itu.

Ruang guru yang semula sempit telah ia renovasi sehingga menjadi cukup luas dan nyaman. Jalan penghubung antarruang yang semula tidak beratap, sekarang sudah beratap semua. Dengan begitu, guru-guru yang akan mengajar pada ruang kelas yang jauh dari ruang guru tidak takut lagi kena panas atau hujan.

Semua penataan itu tentu memerlukan biaya. Bu Pedie Dawid dapat mengondisikan sehingga program untuk kenyamanan guru dan staf dalam bekerja dapat terwujud.

Sepeda motor saya lajukan menuju SMP 1 PPU. Perjalanan memerlukan waktu lebih lama. Tiba di halaman SMP 1 PPU, saya merasa senang ada beberapa perubahan yang sedang dikerjakan di SMP tertua di kabupaten kami itu. Beberapa staf yang sedang berada di halaman saya sapa dengan senyum.

Dokpri
Dokpri
Selanjutnya saya masuk ke ruang tata usaha. Pak Budi Lestarianto sedang berada di ruang tata usaha dan sibuk menandatangani fotokopi SKP (Sasaran Kerja Pegawai) para guru dan staf. Cukup banyak lembar yang harus ditandatangani.

Pada hari Senin tanggal tujuh November 2022 itu para guru dan staf disibukkan dengan persiapan menyambut kunjungan para kepala sekolah dari Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.

Penajam Paser Utara, 8 November 2022

*Tantangan Omjay Menulis di Blog

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun