Mohon tunggu...
Petrus Bima
Petrus Bima Mohon Tunggu... Teknisi - Ordinary Personal

Memelihara aksara

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Syair Kronologi

1 September 2016   00:50 Diperbarui: 2 September 2016   16:41 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 

Pukul satu, 

Sayu mata mengadah ke arah meja.

Entah ini sihir siapa, bulpoin melayang bak sapu terbang harry poter. 

Kepalaku terbentur lengket diatas meja, jelas ini bukan sisa whisky sejam yang lalu, apalagi minuman kecut seperti ketiak kuda flores.

Tangan kiri ku mencengkram erat bahu meja, mata kiri menelisik konsonan konsonan mati, mata kanan menyorot kesalahan huruf vokal yang taklagi punya hak bersuara. 


Jarak pandang seperti duo serigala tersensor KPI. rabun membaur, blur seperti lomba fotografi jaman sekarang. 

 

Pukul dua,

Buku buku semakin terancam, halaman menjadi kumal, tinta-tinta melebur demi hari ia hilang dikikis habis sebuntel keresahan. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun