Mohon tunggu...
Suparjono
Suparjono Mohon Tunggu... Administrasi - Penggiat Human Capital dan Stakeholder Relation

Human Capital dan Stakeholder Relation

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Budaya Organisasi Melahirkan Budaya Kreatif

19 Mei 2021   06:13 Diperbarui: 8 Juli 2021   08:18 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Produksi ide kreatif dari setiap individu dan organisasi perlu aksi tindaklanjut pada situasi yang tepat dan proporsional agar tidak terlalu berlebihan maupun tidak terlalu tuna. Terlalu banyak memproduksi ide kreatif tanpa dibarengi dengan pilihan momentum yang tepat malah bisa berpotensi kontra produktif atau bahkan kegagalan. Kegagalan tersebut dalam kita lihat bagaimana kehancuran Nokia ketika melakukan shifting dengan menggandeng Microsoft. Sybiam merupakan operating system yang digadang -- gadang mampu menjaga kejayaan Nokia. Tetapi kenyataannya berkata lain, Nokia bertekuk lutut dihadapan Android dan IOS. 

Nokia sebagai perubahaan yang besar dan market leader pada bidangnya tentu tidak serampangan dalam mengambil langkah kebijakannya. Tetapi momentum dan kreatifitas memang jalan yang harus dilalui oleh setiap entitas bisnis maupun individu agar keberlangsungan dan eksistensinya bisa tetap terjaga. Hal inilah yang mungkin bisa kita ambil pelajaran bahwa setiap momentum akan selalu memberikan solusi terbaik dengan ide kreatif terus diproduksi secara  proporsional.       

Budaya organisasi

Diam dan bergerak merupakan upaya atau tindakan seorang individu  dalam menganalisasi setiap informasi yang hadir dengan tujuan menjaga eksistensi individu maupun organisasi. Seperti ulasan diatas, diam dan bergerak merupakan langkah yang bersifat keharusan bagi setiap entitas sehingga memberikan dampak eksisten, karena diluar itu berarti setiap entitas dalam kondisi tak bergerak atau mati. Kembali kepada diam dan bergerak yang merupakan hasil analisa informasi, sesungguhnya langkah -- langkah tersebut perlu dikelola dengan baik agar setiap gambaran yang muncul akibat persepsi atas informasi mampu memberikan realitas sesungguhnya. 

Konstruksi persepsi yang menghasilkan gambaran atas informasi yang diterima paling tidak mampu memberikan alternative melahirkan kreatifitas dalam memberikan solusi terbaik bagi individu maupun organisasi. 

Dorongan kreatifitas tersebut tidak mesti harus besar atau sempurna tetapi langkah kecil dari kreatifitas yang diaktualkan seringkali memberikan dampak yang signifikan. Bahwa kemudian ada kekurangan, hal tersebut menjadi bagian dari continuous of improvement dari setiap ide kreatif yang muncul. 

Kondisi mengaktualkan setiap ide kreatif sangat dipengaruhi oleh lingkungan individu maupun organisasi. Lingkungan maupun organisasi secara tidak langsung mampu memberikan stimulus bagi berkembangnya ide kreatif setiap individu atau  anggota organisasi. Dukungan lingkungan atau organisasi terhadap munculnya ide kreatif sesungguhnya tidak an sich memberikan keleluasan bagi individua tau anggota organisasi tetapi lebih kepada menjaga keberlangsungan lingkungan maupun organisasi. 

Semakin resisten terhadap perubahan suatu lingkungan atau organisasi dalam menjaga status quo seringkali menjadi hambatan bagi ide kreatif muncul. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem yang mampu memberikan keleluasan bagi munculnya ide kreatif. 

Sistem tata nilai tersebut biasanya disebut dengan budaya organisasi. Budaya organisasi merupakan suatu tatanan yang digunakan oleh lingkungan maupun organisasi dalam rangka memberikan ruang bagi para individu  atau anggota organisasi untuk melahirkan ide kreatif. Budaya organisasi ini merupakan hasil dari berbagai buah pikiran, gagasan, interaksi dan tujuan lingkungan atau organisasi. Sehingga antara lingkungan atau organisasi yang satu dengan organisasi yang lain berbeda. 

Budaya Jawa berbeda dengan Sunda, budaya Batak berbeda dengan Padang, budaya militer berbeda dengan budaya sipil, budaya google berbeda dengan budaya birokrat dan seterusnya. Perbedaan budaya tersebut tentu tidak mesti negative tetapi lagi -- lagi pilihan dari langkah dan tujuan masing -- masing lingkungan ataupun organisasi.

Benturan budaya seringkali memberikan ide kreatif sebagai upaya untuk melakukan kompromi dan harmonisasi serta normalisasi dari setiap realitas yang muncul. Sehingga semakin heterogennya suatu lingkungan atau organisasi berpeluang untuk melahirkan gagasan maupun ide kreatif. Hal senada juga disampaikan oleh Welby Altidor dalam bukunya berjudul Keberanian Kreatif, bahwa dalam potensi konflik itu terdapat kemungkinan akan kreatifitas, inovasi dan terobosan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun