Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

6 Filosofi Lontong Cap Go Meh: Kuliner Pemersatu Budaya

16 Januari 2023   17:50 Diperbarui: 17 Januari 2023   13:09 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hampir setiap tahun tradisi perayaan Cap Go Meh di beberapa wilayah di Indonesia dirayakan dengan meriah. Bahkan ada perayaan Cap Go Meh yang diadakan lebih meriah dari perayaan Tahun Baru Imlek. Dikutip dari travel.kompas.com, menurut Dosen Sastra Indonesia dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Susanto, perayaan Cap Go Meh dilakukan untuk memberikan penghormatan kepada Dewa tertinggi di Dinasti Han.

Sementara jika mengambil dari arti katanya, 'Cap Go' yang berarti 15, dan 'Meh' yang berarti malam, merupakan perayaan yang biasa digelar pada malam ke-15 setelah Tahun Baru Imlek. Maka keterhubungan Cap Go Meh dengan Tahun Baru Imlek, adalah hari yang menandai bahwa hal tabu atau larangan yang selama imlek tidak boleh dilakukan, sudah berakhir.

Tidak jauh berbeda dengan Tahun Baru Imlek, kemeriahan Cap Go Meh juga tidak lepas dari atraksi barongsai, naga atau liong, dekorasi lampion dan lentera, serta sajian berbagai masakan atau beragam kuliner Chinese Food. Terutama Lontong Cap Go Meh sebagai menu hidangan wajib dalam perayaan Cap Go Meh.

Sebagai menu wajib, ternyata Lontong Cap Go Meh memiliki filosofi bahkan dari setiap lauk yang melengkapinya. Ada 6 filosofi berikut yang dapat dijadikan motivasi hidup dari Lontong Cap Go Meh :

1. Kuliner Pemersatu Budaya

Baca juga: Soliderit

Lontong Cap Go Meh pertama kali ditemukan di pesisir Jawa, tepatnya di Semarang pada abad ke-19. Ketika itu ada imigran asal China yang menikah dengan perempuan Jawa. Sejak itulah terjadi perpaduan antar budaya. Indonesia-Tionghoa (China) atau Jawa-Tionghoa (China). 

Selain itu, lontong juga mewakili berbagai menu dari beberapa unsur budaya tanah air yang berarti bisa beradaptasi, berbaur dan menyatu dengan budaya tionghoa (China). 

Seperti diketahui bahwa menu masakan lontong tersebar di berbagai wilayah Indonesia dengan isian, racikan, dan sebutan berbeda-beda. Lontong Balap dari Surabaya, Lontong Medan dari Medan, Lontong Sayur Padang dari Padang, Lontong Sayur Betawi dari Jakarta, Lontong Orari dari Kalimantan, Lontong Kari dari Bandung, Lontong Pitalah dari Minangkabau, Lontong Campur dari Banyuwangi dan menu makanan lainnya yang menggunakan lontong.  

2. Sumber Keberuntungan

Lontong Cap Go Meh dipercaya sebagai sumber keberuntungan.

3. Simbol Panjang Umur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun