Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

6 Filosofi Lontong Cap Go Meh: Kuliner Pemersatu Budaya

16 Januari 2023   17:50 Diperbarui: 17 Januari 2023   13:09 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bentuk lontongnya yang panjang dipercaya sebagai simbol panjang umur

4. Sumber Rezeki

Telurnya yang dimasak pindang dipercaya sebagai sumber rezeki

5. Simbol Kemakmuran dan Kekayaan

Opor yang diracik dengan menggunakan kunyit yang menimbulkan warna kuning keemasan dianggap sebagai simbol kemakmuran dan kekayaan

6. Rasa Syukur


Cara penyajian Lontong Cap Go Meh yang mengharuskan piring atau mangkok terisi penuh, menjulang tinggi dengan berbagai lauk dan limpahan kuah menggambarkan bentuk rasa syukur atas nikmat yang Tuhan berikan atau sebagai tanda berdoa untuk mengharapkan rezeki yang berlimpah

Makan Lontong Cap Go Meh yang terdiri dari irisan lontong, lodeh terong, sambal goreng hati dan kentang, opor ayam, telur pindang, daging abing, serundeng dan bubuk kedelai di hari perayaan Cap Go Meh, tidak hanya sekadar menghargai akulturasi budaya dalam bentuk makanan, melainkan juga ikut mencicipi rasa berfilosofi dari balik salah satu menu Chinese Food itu.

6 filosofi Lontong Cap Go Meh dapat memotivasi setiap penikmatnya untuk bisa melakukan motivasi diri lewat jalur apa pun dalam menyatukan setiap perbedaan. Memotivasi diri dengan kemauan kuat, kerja keras dan berdoa serta bersyukur pada tiap proses yang dilalui dalam upaya meraih keberlimpahan rezeki, kemakmuran dan kekayaan serta keberuntungan.        

Sebuah filosofi lain yang sempat penulis rasakan dari Lontong Cap Go Meh adalah kebersamaan. Lontong Cap Go Meh yang isiannya terdiri dari banyak jenis makanan dan di racik dengan berbagai aneka bumbu dari asal atau tempat yang berbeda, akan bertemu dalam satu piring atau mangkok kemudian bersama-sama memberi rasa bagi penyantapnya.  

Begitu pula yang penulis rasakan ketika hampir setiap tahun menyantap Lontong Cap Go Meh dalam acara yang secara rutin diadakan oleh perusahaan tempat penulis bekerja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun