Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Pemerhati Isu-isu Pangan Lokal, mantan Peneliti Litbang Kompas

Senang menulis isu-isu pangan, lingkungan, politik dan sosbud kontemporer.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengembangkan "Growth Mindset" Selama Ramadan

7 Maret 2025   08:26 Diperbarui: 7 Maret 2025   08:26 1308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi melatih diri untuk khusyuk dalam beribadah (Sumber: Kompas.com)

Ramadan bukan ibadah menahan lapar dan dahaga saja, melainkan kesempatan untuk melatih diri dalam kesabaran, kedisiplinan, dan pengendalian diri. Setiap tantangan yang dihadapi selama berpuasa sejatinya merupakan latihan untuk memperkuat karakter dan menumbuhkan mentalitas berkembang atau growth mindset, di mana seseorang percaya bahwa dirinya bisa terus bertumbuh melalui usaha dan ketekunan. Ramadan memberikan ruang refleksi bagi setiap individu untuk mengevaluasi kebiasaan, memperbaiki diri, dan membangun pola pikir yang lebih baik.

Dalam Islam, konsep growth mindset telah tertanam dalam nilai-nilai dasar kehidupan. Keyakinan bahwa setiap individu bisa berubah dan berkembang sejalan dengan ajaran bahwa Allah tidak akan mengubah suatu kaum hingga mereka berusaha mengubah diri mereka sendiri (QS. Ar-Ra'd: 11). Rasulullah SAW pun mencontohkan bahwa keberhasilan tidak datang secara instan, tetapi melalui proses panjang yang penuh tantangan dan usaha tanpa henti. Ramadan mengajarkan bahwa dengan ikhtiar dan tawakal, seseorang bisa memperbaiki ibadah, meningkatkan ketakwaan, dan membangun kebiasaan baik yang dapat bertahan sepanjang hidup.

Dalam menyikapi Ramadan, ada dua pola pikir yang bisa digunakan untuk menjelaskan cara orang-orang berpuasa dalam menghadapi berbagai cobaan dan ujian selama berpuasa. Pola pikir pertama adalah pola pikir yang sudah mapan atau fixed mindset yang sudah tidak bisa berubah lagi. Orang-orang fixed mindset merasa bahwa kesulitan dalam menjalankan ibadah adalah sesuatu yang tidak bisa diubah, seperti merasa tidak mampu bangun sahur atau menganggap dirinya tidak bisa lebih khusyuk dalam shalat.

Pola pikir kedua adalah growth mindset yang lebih fleksibel. Pola pikir ini selalu memandang setiap peristiwa dalam hidup merupakan peluang untuk berkembang atau berubah menjadi lebih baik. Dalam konteks Ramadan, orang-orang dengan growth mindset  akan melihat puasa sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang. Mereka akan berpikir bahwa tantangan di bulan ini adalah bagian dari proses meningkatkan kapasitas diri, bukan sekadar cobaan yang harus dihindari. Ramadan bisa menjadi momentum perubahan nyata, bukan sekadar ritual tahunan.

Artikel tentang pengembangan growth mindset selama berpuasa di bulan Ramadan ini ditulis sebagai konten  atau materi blog competition yang diselenggarakan oleh Kompasiana dari 3 Maret hingga akhir Ramadan. Tema umum blog competition kali ini adalah: Ramadan dan Self Growth. Untuk tahun ini blog competition didesain dalam bentuk cerita yang diberi tajuk "Ramadan Bercerita 2025" yang dibuat berseri. Kali ini Saya akan menulis tentang "Mengembangkan Growth Mindset Selama Ramadan" untuk edisi Ramadan Bercerita 2025 hari 5.

Konsep Growth Mindset dalam Islam

Dalam Islam, manusia diajarkan untuk terus berkembang melalui usaha yang sungguh-sungguh serta doa yang tulus kepada Allah SWT. Konsep ini selaras dengan prinsip growth mindset, di mana seseorang percaya bahwa kemampuannya dapat berkembang dengan ketekunan dan pembelajaran. Al-Qur'an menegaskan bahwa perubahan dalam hidup seseorang tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi harus diiringi dengan usaha dari dalam diri: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri." (QS. Ar-Ra'd: 11). Ayat ini menekankan bahwa transformasi, baik dalam aspek spiritual maupun kehidupan secara umum, bergantung pada niat dan usaha manusia itu sendiri. Ramadan adalah waktu yang tepat untuk menerapkan prinsip ini, karena selama satu bulan penuh kita diberikan kesempatan untuk membentuk kebiasaan baru dan memperbaiki diri dengan lebih konsisten.

Rasulullah SAW adalah contoh nyata dari seseorang yang memiliki growth mindset dalam menghadapi tantangan hidup. Sejak diangkat menjadi nabi, beliau menghadapi banyak rintangan, mulai dari penolakan dakwah di Mekkah, penyiksaan terhadap para sahabatnya, hingga berbagai peperangan yang mengancam keselamatan umat Islam. Namun, beliau tidak pernah menyerah atau menganggap tantangan sebagai batasan. Sebaliknya, Rasulullah selalu mencari cara untuk bertahan dan berkembang, seperti saat beliau mengubah strategi dakwah dari konfrontatif menjadi lebih diplomatis ketika hijrah ke Madinah. Ini menunjukkan bahwa beliau tidak hanya memiliki kesabaran, tetapi juga terus belajar dan beradaptasi dengan situasi, sebuah karakteristik utama dari growth mindset.

Ilustrasi seorang pria sedang merefeksi diri (Sumber: stlamerican.com)
Ilustrasi seorang pria sedang merefeksi diri (Sumber: stlamerican.com)

Prinsip ikhtiar dan tawakal juga menjadi landasan utama dalam Islam yang mencerminkan pola pikir berkembang. Ikhtiar adalah bentuk usaha maksimal yang dilakukan seseorang untuk mencapai sesuatu, sementara tawakal adalah sikap menyerahkan hasil akhirnya kepada Allah. Dalam Islam, keduanya harus berjalan seimbang: seseorang tidak boleh hanya berusaha tanpa berserah diri kepada Allah, dan sebaliknya, tidak boleh hanya pasrah tanpa melakukan upaya apa pun. Hal ini sejalan dengan konsep growth mindset, di mana seseorang terus berusaha meningkatkan diri dengan keyakinan bahwa hasil akhirnya ada dalam ketentuan Allah. Ramadan menjadi momen yang tepat untuk mengasah kedua prinsip ini, di mana seseorang harus berjuang menahan lapar dan dahaga, memperbanyak ibadah, dan tetap produktif, dengan keyakinan bahwa setiap usaha akan membawa kebaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun