Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kenangan Meliput Gerhana Matahari Total 2016

8 April 2024   17:10 Diperbarui: 8 April 2024   17:20 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gerhana Matahari Total (Sumber: Kompas.com)

GMT di Poso

Saat GMT 2016 saya bersama 2 rekan peneliti dan beberapa wartawan mendapat tugas untuk mengamati fenomena ini di Sulawesi Tengah. Di sini, ada beberapa titik yang ikut terdampak gelap yang harus diamati juga, yaitu di Poso dan Taman Lore Lindu. Palu yang diperkirakan paling terdampak sudah diliput satu wartawan, satu fotografer, dan satu peneliti.

Saya kebagian tugas mengamati fenomena GMT di Poso. Satu hari sebelum GMT kami masih di Palu membahas isu-isu penting untuk dikaji terkait fenomena di luar efek gelapnya saja. Setelah semua ide dibungkus, kami langsung bergerak ke pos tugas masing-masing. Dua rekan bergabung dengan timnya, saya berangkat sendiri bersama sopir mobil rental ke Poso.

Ilustrasi warga berkumpul di lapangan untuk menyaksikan gerhana matahari 2016 (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi warga berkumpul di lapangan untuk menyaksikan gerhana matahari 2016 (Dokumentasi pribadi)

Jam 5 sore kami tinggalkan Palu menuju Poso. Perjalanan kurang lebih 4 jam lamanya. Jam 9 tiba di Poso yang suasananya agak mencekam. Beberapa penginapan kami lewati karena tidak direkomendasikan oleh sopir, yang ternyata orang asli Poso. Katanya, hotel-hotel itu terkenal dengan cerita seramnya sehingga tidak pernah dapat tamu.

Memang benar, di hotel-hotel yang saya minta untuk mampir nuansa mistiknya sangat terasa, dan situasinya benar-benar sepi. Tidak ada tamu yang lalu lalang, selain karyawan hotel. Itu pun hanya satu dua orang.

Sopir lebih merekomendasikan penginapan jenis losmen yang ada di tengah kota. Selain aman dari gangguan makhluk astral, suasananya juga ramai. Saya oke saja, dan akhirnya kami pun menginap di salah satu losmen yang cukup besar tempat parkirnya. Ketika kami masuk, sudah ada beberapa mobil yang parkir di sini.

Setelah menyelesaikan urusan administrasi di meja resepsionis kami janjian untuk ketemu di situ lagi satu jam kemudian untuk keluar cari makan. Kami terus berpisah ke kamar masing-masing. Sekitar jam 10 lewat kami cari makan di warung ikan bakar yang ada dekat losmen. Acara makan malam ini menjadi penutup kegiatan saya setelah seharian keliling Palu-Poso.

Jam 6.30 mobil kami sudah terparkir di pinggir lapangan Desa Kalora, pusat kegiatan pengamatan GMT di Poso. Para wartawan lokal dan luar negeri sudah bersiap dengan posisi kamera menghadap ke langit, para peneliti dari perguruan tinggi seperti Observatorium Bosscha ITB juga telah stand by dengan kamera perekam gerhana matahari, warga juga terus berbondong-bondong memenuhi lapangan yang berada di tengah-tengah desa ini.

Mengintip matahari dengan teropong (Dokumentasi pribadi)
Mengintip matahari dengan teropong (Dokumentasi pribadi)

Saya langsung bergabung ke dalam lautan manusia yang sudah berkumpul di sekitar panggung, yang menjadi pusat komando kegiatan pengamatan GMT. Saya mendekati para wartawan foto yang standby di hadapan kameranya masing-masing, berkenalan dan mengobrol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun