Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Bau Mulut Karena Puasa? Yuk, Kenali Pemicunya dan Simak Tips Untuk Menghindarinya

28 Maret 2024   08:01 Diperbarui: 28 Maret 2024   08:03 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bau mulut tidak sedap (Sumber: rri.co.id)

Pola makan yang tidak memerhatikan kesehatan mulut juga bisa memicu munculnya bau mulut tidak sedap. Beberapa orang mungkin mengonsumsi obat-obatan selama puasa, yang dapat memiliki efek samping seperti mulut kering atau perubahan pada rasa. Efek samping ini juga dapat berkontribusi terhadap bau mulut yang tidak sedap.

Perubahan rutinitas membersihkan mulut menyikat gigi dan menggunakan benang gigi yang berubah saat berpuasa dapat memicu kurangnya kebersihan mulut dapat meningkatkan jumlah bakteri di mulut dan meningkatkan risiko bau mulut.

3. Gangguan Kesehatan Mulut

Gangguan kesehatan mulut seperti karies gigi, penyakit gusi, atau infeksi gigi dapat menyebabkan bau mulut yang tidak sedap. Saat berpuasa, terutama jika kebersihan mulut tidak dijaga dengan baik, risiko kerusakan pada gigi dan gusi dapat meningkat. Kerusakan gigi dan gusi berkaitan dengan ketidakseimbangan pH saliva atau air liur yang diproduksi di kelenjar ludah mulut, membantu menjaga lingkungan yang tidak mendukung pertumbuhan bakteri.

Ilustrasi sakit gigi (Sumber: Jawapos.com)
Ilustrasi sakit gigi (Sumber: Jawapos.com)

pH air liur mengurangi risiko kerusakan gigi dan infeksi gusi lainnya. pH saliva memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan mulut sehingga ketika mengalami gangguan produksi maka gigi dan gusi akan rusak secara perlahan-lahan. Ketika puasa produksi air liur berkurang membuat pH saliva tidak seimbang sehingga memicu kerusakan gigi dan gusi serta mengundang penyakit mulut yang lain.

Salah Paham

Bau mulut tak sedap acapkali menjadi sumber kesalahpahaman atau permasalahan, terutama dalam konteks sosial dan interaksi sehari-hari. Banyak orang masih salah paham dengan urusan bau mulut ini. Orang sering salah mengartikan bahwa seseorang yang berpuasa memiliki masalah kebersihan pribadi karena bau mulut yang tidak sedap. Kesalahpahaman tentang bau mulut yang disebabkan oleh puasa ini dapat mengarah pada kurangnya kesadaran seseorang tentang pentingnya menjaga kesehatan mulut dan gigi selama bulan puasa.

Kesalahpahaman tentang bau mulut tak sedap bisa menyebabkan ketidaknyamanan dalam interaksi sosial, terutama ketika berdekatan dengan orang lain. Padahal, menurut umat Islam orang yang berpuasa dan bau mulutnya tidak sedap justru akan mempermudah mereka untuk masuk surga ketika meninggal dunia. Karena itulah Islam mendidik umatnya untuk membiasakan kegiatan membersihkan mulut, mulai dengan siwak, sikat gigi dan odol.

Orang sering menilai secara negatif seseorang yang berpuasa karena bau mulutnya, tanpa memahami bahwa itu mungkin hanya sementara dan terkait dengan proses berpuasa. Inilah salah satu bentuk kesalahpahaman orang yang tidak familiar dengan proses puasa sehingga menganggap bau mulut yang timbul sebagai sesuatu yang permanen atau sebagai tanda masalah kesehatan serius. Mereka tidak mengerti bahwa bau mulut tersebut disebabkan oleh puasa dan bukan karena masalah kesehatan yang serius.

Efek dari kesalahpahaman tersebut adalah komunikasi yang tidak nyaman antar-individu. Percakapan tatap muka orang per orang menjadi terganggu lantaran bau tak sedap yang menyeruak keluar bersamaan dengan suara. Bau mulut yang tidak sedap dapat menjadi hambatan dalam berkomunikasi dengan keluarga, teman, atau rekan kerja, terutama jika seseorang tidak yakin bagaimana cara mengatasi masalah tersebut dengan sopan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun