Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Bau Mulut Karena Puasa? Yuk, Kenali Pemicunya dan Simak Tips Untuk Menghindarinya

28 Maret 2024   08:01 Diperbarui: 28 Maret 2024   08:03 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bau mulut tidak sedap (Sumber: rri.co.id)

Ketika berpuasa tubuh tidak mendapat asupan makanan dan nutrisi yang dibutuhkan untuk memperlancar metabolisme tubuh. Akibatnya, proses metabolisme menjadi terganggu dan menimbulkan efek yang kurang nyaman di dalam tubuh.

Air liur berkurang merupakan salah satu contoh terganggunya metabolisme tubuh. Saat berpuasa, terutama selama periode panjang tanpa makanan atau minuman, produksi air liur akan menurun. Kurangnya air liur dapat mengakibatkan mulut menjadi kering, yang memungkinkan bakteri berkembang biak lebih cepat yang memicu bau mulut tidak sedap.

Selain itu, penurunan kadar gula dalam tubuh juga mengindikasikan terganggunya metabolisme dalam tubuh. Karena tidak adanya asupan makanan dan minuman yang gula selama berpuasa, kadar gula dalam tubuh menjadi turun. Penurunan kadar gula ini dapat menyebabkan mulut menjadi asam, yang dapat menjadi lingkungan yang lebih ideal bagi pertumbuhan bakteri penyebab bau mulut.

Terganggunya metabolisme tubuh juga bisa memicu ketidakseimbangan pH mulut. pH (mulut) adalah skala nilai yang mengindikasikan tingkat keasaman dan alkalinitas mulut.

Mulut adalah ekosistem berair karena keberadaan air liur yang konstan. Air liur memiliki kapasitas penyangga atau mekanisme penyangga yang memungkinkannya untuk mempertahankan pH mulut yang relatif konstan.

Puasa dapat mengganggu keseimbangan pH dalam mulut. Penurunan produksi air liur dan konsumsi makanan manis, minuman ber-pH asam seperti minuman ringan, jus buah, minuman berenergi, kopi atau alkohol dapat menyebabkan pH mulut menjadi asam, yang mempromosikan pertumbuhan bakteri penyebab bau mulut.

Metabolisme tubuh yang terganggu juga bisa menyebabkan peningkatan produksi asam lambung. Produksi asam lambung yang tinggi selam puasa, terutama saat berpuasa yang panjang, dapat menyebabkan refluks asam, yaitu asam lambung naik ke kerongkongan dari lambung. Asam lambung yang naik ke mulut dapat meningkatkan risiko bau mulut.

Salah satu pemicu meningkatnya produksi asam lambung adalah penurunan asupan makan dan cairan saat berpuasa. Karena tidak ada makanan yang masuk ke dalam sistem pencernaan, lambung menjadi kosong untuk periode waktu yang lebih lama dari biasanya. Ini dapat menyebabkan asam lambung yang sudah ada dalam lambung mulai "menggigit" pada dinding lambung itu sendiri, yang kemudian merangsang produksi lebih banyak asam lambung.

2. Pola makan

Pola makan yang berkaitan langsung dengan terganggunya kesehatan mulut adalah konsumsi makanan yang berpotensi menyebabkan bau mulut. Beberapa jenis makanan yang sering dikonsumsi saat sahur dan berbuka, seperti bawang merah, bawang putih, dan makanan berlemak, berpotensi meningkatkan risiko bau mulut karena zat-zat kimia yang terkandung di dalamnya dapat dipecah oleh bakteri dalam mulut sehingga menghasilkan bau tidak sedap.

Ilustrasi bawang sebagai makanan pemicu bau mulut tidak sedap (Sumber: Kompas.com)
Ilustrasi bawang sebagai makanan pemicu bau mulut tidak sedap (Sumber: Kompas.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun