Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Bau Mulut Karena Puasa? Yuk, Kenali Pemicunya dan Simak Tips Untuk Menghindarinya

28 Maret 2024   08:01 Diperbarui: 28 Maret 2024   08:03 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bau mulut tidak sedap (Sumber: rri.co.id)

Bau Mulut Karena Puasa? Yuk, Kenali Pemicunya dan Simak Tips Untuk Menghindarinya

Oleh: Sultani

Menjaga kesehatan mulut selama berpuasa merupakan tindakan yang memerlukan ketekunan dan disiplin dalam mengontrol aktivitas makan dan merawat kebersihan mulut. Semua aktifitas mulut harus dikontrol sejak bangun untuk makan sahur hingga waktu berbuka puasa tiba. Selama kurun waktu tersebut kita harus menjaga mulut kita dari makanan-makanan yang berbau sekaligus menjaga kebersihan mulut secara rutin.

Perlu diingat bahwa bau mulut yang timbul saat berpuasa tidak selalu mencerminkan kesehatan mulut yang baik. Bau mulut yang tidak sedap saat berpuasa biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk perubahan kadar asam lambung dan penurunan produksi air liur selama periode puasa. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan bakteri di mulut yang kemudian menghasilkan bau yang tidak sedap.

Bau mulut yang tidak sedap saat berpuasa mungkin sementara dan terkait dengan kondisi puasa, namun tidak mencerminkan secara langsung kesehatan mulut secara menyeluruh.


Soalnya, kesehatan mulut yang baik tidak hanya ditentukan oleh bau mulut yang segar, tetapi juga oleh keadaan umum gigi dan gusi, kesehatan jaringan mulut, kebersihan mulut dan kebiasaan makan yang sehat.

Untuk memastikan kesehatan mulut yang baik, penting untuk tetap menjaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi secara teratur, menggunakan benang gigi, membersihkan lidah, dan mengunjungi dokter gigi secara teratur. Selain itu, menjaga pola makan yang sehat dan minum cukup air selama periode non-puasa juga dapat membantu menjaga kesehatan mulut yang optimal.

Pemicu Bau Mulut

Puasa dapat menyebabkan peningkatan kadar asam lambung dan berpotensi menyebabkan bau mulut yang tidak sedap. Ada beberapa pemicu bau mulut ketika berpuasa yang mengacu kepada metabolisme tubuh yang terganggu, pola makan sebagai cerminan perilaku dalam menjaga kesehatan mulut, dan gangguan kesehatan mulut.

1. Metabolisme tubuh yang terganggu

Ketika berpuasa tubuh tidak mendapat asupan makanan dan nutrisi yang dibutuhkan untuk memperlancar metabolisme tubuh. Akibatnya, proses metabolisme menjadi terganggu dan menimbulkan efek yang kurang nyaman di dalam tubuh.

Air liur berkurang merupakan salah satu contoh terganggunya metabolisme tubuh. Saat berpuasa, terutama selama periode panjang tanpa makanan atau minuman, produksi air liur akan menurun. Kurangnya air liur dapat mengakibatkan mulut menjadi kering, yang memungkinkan bakteri berkembang biak lebih cepat yang memicu bau mulut tidak sedap.

Selain itu, penurunan kadar gula dalam tubuh juga mengindikasikan terganggunya metabolisme dalam tubuh. Karena tidak adanya asupan makanan dan minuman yang gula selama berpuasa, kadar gula dalam tubuh menjadi turun. Penurunan kadar gula ini dapat menyebabkan mulut menjadi asam, yang dapat menjadi lingkungan yang lebih ideal bagi pertumbuhan bakteri penyebab bau mulut.

Terganggunya metabolisme tubuh juga bisa memicu ketidakseimbangan pH mulut. pH (mulut) adalah skala nilai yang mengindikasikan tingkat keasaman dan alkalinitas mulut.

Mulut adalah ekosistem berair karena keberadaan air liur yang konstan. Air liur memiliki kapasitas penyangga atau mekanisme penyangga yang memungkinkannya untuk mempertahankan pH mulut yang relatif konstan.

Puasa dapat mengganggu keseimbangan pH dalam mulut. Penurunan produksi air liur dan konsumsi makanan manis, minuman ber-pH asam seperti minuman ringan, jus buah, minuman berenergi, kopi atau alkohol dapat menyebabkan pH mulut menjadi asam, yang mempromosikan pertumbuhan bakteri penyebab bau mulut.

Metabolisme tubuh yang terganggu juga bisa menyebabkan peningkatan produksi asam lambung. Produksi asam lambung yang tinggi selam puasa, terutama saat berpuasa yang panjang, dapat menyebabkan refluks asam, yaitu asam lambung naik ke kerongkongan dari lambung. Asam lambung yang naik ke mulut dapat meningkatkan risiko bau mulut.

Salah satu pemicu meningkatnya produksi asam lambung adalah penurunan asupan makan dan cairan saat berpuasa. Karena tidak ada makanan yang masuk ke dalam sistem pencernaan, lambung menjadi kosong untuk periode waktu yang lebih lama dari biasanya. Ini dapat menyebabkan asam lambung yang sudah ada dalam lambung mulai "menggigit" pada dinding lambung itu sendiri, yang kemudian merangsang produksi lebih banyak asam lambung.

2. Pola makan

Pola makan yang berkaitan langsung dengan terganggunya kesehatan mulut adalah konsumsi makanan yang berpotensi menyebabkan bau mulut. Beberapa jenis makanan yang sering dikonsumsi saat sahur dan berbuka, seperti bawang merah, bawang putih, dan makanan berlemak, berpotensi meningkatkan risiko bau mulut karena zat-zat kimia yang terkandung di dalamnya dapat dipecah oleh bakteri dalam mulut sehingga menghasilkan bau tidak sedap.

Ilustrasi bawang sebagai makanan pemicu bau mulut tidak sedap (Sumber: Kompas.com)
Ilustrasi bawang sebagai makanan pemicu bau mulut tidak sedap (Sumber: Kompas.com)

Pola makan yang tidak memerhatikan kesehatan mulut juga bisa memicu munculnya bau mulut tidak sedap. Beberapa orang mungkin mengonsumsi obat-obatan selama puasa, yang dapat memiliki efek samping seperti mulut kering atau perubahan pada rasa. Efek samping ini juga dapat berkontribusi terhadap bau mulut yang tidak sedap.

Perubahan rutinitas membersihkan mulut menyikat gigi dan menggunakan benang gigi yang berubah saat berpuasa dapat memicu kurangnya kebersihan mulut dapat meningkatkan jumlah bakteri di mulut dan meningkatkan risiko bau mulut.

3. Gangguan Kesehatan Mulut

Gangguan kesehatan mulut seperti karies gigi, penyakit gusi, atau infeksi gigi dapat menyebabkan bau mulut yang tidak sedap. Saat berpuasa, terutama jika kebersihan mulut tidak dijaga dengan baik, risiko kerusakan pada gigi dan gusi dapat meningkat. Kerusakan gigi dan gusi berkaitan dengan ketidakseimbangan pH saliva atau air liur yang diproduksi di kelenjar ludah mulut, membantu menjaga lingkungan yang tidak mendukung pertumbuhan bakteri.

Ilustrasi sakit gigi (Sumber: Jawapos.com)
Ilustrasi sakit gigi (Sumber: Jawapos.com)

pH air liur mengurangi risiko kerusakan gigi dan infeksi gusi lainnya. pH saliva memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan mulut sehingga ketika mengalami gangguan produksi maka gigi dan gusi akan rusak secara perlahan-lahan. Ketika puasa produksi air liur berkurang membuat pH saliva tidak seimbang sehingga memicu kerusakan gigi dan gusi serta mengundang penyakit mulut yang lain.

Salah Paham

Bau mulut tak sedap acapkali menjadi sumber kesalahpahaman atau permasalahan, terutama dalam konteks sosial dan interaksi sehari-hari. Banyak orang masih salah paham dengan urusan bau mulut ini. Orang sering salah mengartikan bahwa seseorang yang berpuasa memiliki masalah kebersihan pribadi karena bau mulut yang tidak sedap. Kesalahpahaman tentang bau mulut yang disebabkan oleh puasa ini dapat mengarah pada kurangnya kesadaran seseorang tentang pentingnya menjaga kesehatan mulut dan gigi selama bulan puasa.

Kesalahpahaman tentang bau mulut tak sedap bisa menyebabkan ketidaknyamanan dalam interaksi sosial, terutama ketika berdekatan dengan orang lain. Padahal, menurut umat Islam orang yang berpuasa dan bau mulutnya tidak sedap justru akan mempermudah mereka untuk masuk surga ketika meninggal dunia. Karena itulah Islam mendidik umatnya untuk membiasakan kegiatan membersihkan mulut, mulai dengan siwak, sikat gigi dan odol.

Orang sering menilai secara negatif seseorang yang berpuasa karena bau mulutnya, tanpa memahami bahwa itu mungkin hanya sementara dan terkait dengan proses berpuasa. Inilah salah satu bentuk kesalahpahaman orang yang tidak familiar dengan proses puasa sehingga menganggap bau mulut yang timbul sebagai sesuatu yang permanen atau sebagai tanda masalah kesehatan serius. Mereka tidak mengerti bahwa bau mulut tersebut disebabkan oleh puasa dan bukan karena masalah kesehatan yang serius.

Efek dari kesalahpahaman tersebut adalah komunikasi yang tidak nyaman antar-individu. Percakapan tatap muka orang per orang menjadi terganggu lantaran bau tak sedap yang menyeruak keluar bersamaan dengan suara. Bau mulut yang tidak sedap dapat menjadi hambatan dalam berkomunikasi dengan keluarga, teman, atau rekan kerja, terutama jika seseorang tidak yakin bagaimana cara mengatasi masalah tersebut dengan sopan.

Ilustrasi komunikasi yang tidak nyaman akibat bau mulut (Sumber: idntimes.com)
Ilustrasi komunikasi yang tidak nyaman akibat bau mulut (Sumber: idntimes.com)

Risiko dari kesalahpahaman bau mulut adalah muncul stereotip negatif terhadap orang yang sedang berpuasa, terutama jika orang tersebut tidak dapat menjelaskan atau menjelaskan dengan jelas tentang situasinya. Bau mulut ini dapat membuat seseorang merasa tidak nyaman saat beribadah bersama di masjid atau tempat ibadah lainnya, baik karena merasa terganggu sendiri maupun karena khawatir mengganggu orang lain.

Tips Menghindari Bau Mulut

Coba simak beberapa tips berikut ini agar kita tetap nyaman, percaya diri, dan terhindar dari bahan gibah sesama teman, keluarga, atau sirkel gaul sendiri.

1. Menjaga kebersihan mulut

Menjaga kebersihan mulut adalah kunci utama untuk menghindari bau mulut. Sikat gigi setidaknya dua kali sehari, terutama setelah sahur dan berbuka. Gunakan benang gigi setiap hari untuk membersihkan sela-sela gigi dan membersihkan lidah secara teratur.

Menjaga kebersihan mulut bisa juga dilakukan dengan berkunjung ke dokter gigi untuk pemeriksaan dan pembersihan gigi secara rutin. Pemeriksaan ini dapat membantu menjaga kesehatan mulut dan mencegah masalah bau mulut yang lebih serius.

2. Konsumsi air secukupnya

Kurangnya air dapat menyebabkan penurunan produksi air liur, yang dapat memperburuk bau mulut. Pastikan Anda tetap terhidrasi dengan minum air yang cukup selama periode non-puasa. Hindari minuman berkafein dan beralkohol yang dapat menyebabkan dehidrasi.

Selain itu, berkumur dengan air setelah makan juga dapat membantu membersihkan sisa-sisa makanan yang menempel di gigi dan lidah. Anda juga dapat menggunakan obat kumur yang mengandung bahan aktif antibakteri untuk membantu mengurangi jumlah bakteri di mulut.

 

Ilustrasi berkumur dengan obat kumur (Sumber: Kompas.com)
Ilustrasi berkumur dengan obat kumur (Sumber: Kompas.com)

3. Mengunyah permen karet bebas gula

Mengunyah permen karet bebas gula dapat membantu merangsang produksi air liur dan membersihkan sisa-sisa makanan yang menempel di gigi dan lidah. Namun, pastikan permen karet yang dikunyah bebas gula untuk menghindari kerusakan gigi. 

 

Pada saat yang bersamaan makanan yang berpotensi menimbulkan aroma tak sedap harus dihindari pada saat sahur dan berbuka. Makanan yang berpotensi meningkatkan risiko bau mulut antara lain bawang merah, bawang putih, kopi, dan makanan berlemak dapat meningkatkan risiko bau mulut.

4. Mengonsumsi makanan segar dan berserat

Pilihlah makanan segar seperti buah-buahan dan sayuran untuk dikonsumsi karena makanan tersebut bisa membantu membersihkan mulut dan memberikan aroma yang segar. Makanan berserat seperti apel, wortel, dan brokoli dapat membantu membersihkan sisa-sisa makanan yang menempel di gigi dan lidah.

Baca juga:

Menu Sahur Tinggi Serat: Kunci Tetap Kenyang dan Ceria Selama Puasa

Serat juga membantu merangsang produksi air liur yang dapat membantu mengurangi bau mulut. Hindari makanan yang terlalu pedas atau berlemak yang dapat meningkatkan risiko bau mulut.

Dengan menjaga kebersihan mulut, menghindari makanan yang berpotensi menyebabkan bau mulut, dan memperhatikan pola makan yang sehat, kita dapat menjaga kesehatan mulut secara optimal selama bulan puasa. Dengan demikian, meskipun berpuasa, kita tetap dapat merayakan bulan suci dengan kesehatan mulut yang prima. Semoga tips-tips ini bermanfaat bagi Anda untuk menjaga kesehatan mulut selama puasa!

Depok, 28 Maret 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun