Dinamika politik menjelang Pemilu dan Pemilihan Presiden 2024 menyajikan pemandangan yang sangat kontras dengan kontestasi serupa pada 2019 dan 2014. Kontestasi Pilpres kali ini menempatkan Jokowi dengan PDIP dalam dua poros yang berlawanan sehingga intrik dan konflik antara keduanya sulit dihindari.
Hubungan yang tidak harmonis antara Presiden Joko Widodo dengan PDIP ini berdampak langsung pada kohesifitas PDIP di Jateng. Daerah yang dijuluki sebagai kandang banteng ini mulai menghadapi dilema ketika Jokowi memutuskan untuk keluar dari barisan PDIP yang memilih Ganjar Pranowo sebagai capres. Jokowi lebih memilih untuk mendukung capres Prabowo Subianto yang berpasangan dengan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka.Â
Pilihan Jokowi ini belum menggoyang soliditas pemilih PDIP, tapi sudah bisa menggetarkan basis utama pendukung Ganjar Pranowo ini. Dalam berbagai survei elektabilitas, posisi pemilih Ganjar memang masih tertinggi di Jateng. Ini menunjukkan, suara pemilih banteng masih solid untuk mempertahankan keunggulan Ganjar Pranowo di kandangnya sendiri.
Namun, dari hasil survei yang dipublikasikan Litbang Kompas pada 11 Desember 2023 menunjukkan fenomena penurunan dukungan terhadap Ganjar yang sangat signifikan nilainya.Â
Mengacu pada data survei terakhir bulan Desember 2023, elektabilitas Ganjar Pranowo menempati peringkat paling tinggi di Jateng, yaitu 31,6 persen; disusul Prabowo dengan elektabilitas 29,6 persen; dan Anies sebesar 4,1 persen.
Elektabilitas Ganjar meskipun paling tinggi, faktanya tingkat keterpilihan mantan Gubernur Jateng ini turun drastis dibanding survei periode Agustus 2023. Pada saat itu elektabilitas Ganjar mencapai 62,0 persen. Sementara Prabowo elektabilitasnya sebesar 19,6 persen, dan Anies hanya 1,6 persen.Â
Dinamika elektabilitas Ganjar dan Prabowo di kandang banteng ini memperlihatkan turunnya dukungan pemilih Jateng untuk Ganjar. Nilai penurunannya sangat signifikan karena mencapai 30,4 persen. Sementara elektabilitas Prabowo justru meningkat hingga 10 persen.
Turunnya elektabilitas Ganjar Pranowo di Jateng ini membuktikan bahwa Jokowi effect itu sangat terasa dampaknya di Jateng yang selalu menjadi benteng kemenangan terkuat PDIP di Indonesia.Â
Jokowi telah menggetarkan Jateng yang sudah menjadi basis terkuat PDIP sejak tahun 1999. Jateng yang selama ini diandalkan sebagai satu-satunya basis PDIP yang selalu menang dalam pemilu dan pilkada se-Indonesia, kini sedang gamang karena dihantam oleh Jokowi effect.